Penjelasan Mendes Yandri soal Acara Pribadi Pakai Surat Resmi Kemendes
JAKARTA, iNews.id - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto buka suara soal surat undangan untuk menghadiri haul peringatan wafat ibundanya. Meski acara itu terkesan pribadi, surat undangannya memakai kop dan stempel Kementerian Desa.
Yandri menjelaskan, acara haul ibundanya telah direncanakan sejak lama. Dia awalnya mengundang melalui pesan WhatsApp.
"Ya sebenarnya saya WA itu sudah lama, karena santri nasional sudah tahu dengan WA biasa. Kemudian haul emak saya juga sudah tahu tanggalnya tanggal 20 Oktober," kata Yandri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Namun, Kesetjenan Kemendes menyarankan perlu adanya surat resmi tersebut. Yandri pun menuruti dan mengaku tidak mengontrol lebih jauh karena sibuk usai pelantikan sebagai menteri.
"Ya saya karena sedang sibuk, sedang banyak persiapan-persiapan pasca-pelantikan, ya saya memang mungkin kurang kontrol saja," kata Yandri.
Yandri menegaskan, tidak ada sepeser pun uang dari Kemendes untuk acara haul ibundanya. Acara tersebut dibiayai dari kantong pribadinya.
"Intinya dari acara itu tidak satu sen pun uang Kemendes yang saya gunakan, demi Allah, demi Rasul nggak ada. Jadi itu murni persoalan administrasi saja, dan insya Allah ke depan kami akan lebih hati-hati lagi dan tidak akan mengulangi lagi," katanya.
Mengenai viralnya surat undangan haul yang dikaitkan dengan kontestasi pilkada, dia memastikan kedua hal itu tidak terkait. Diketahui, istri Yandri yakni Ratu Rachmatu Zakiyah maju sebagai calon Bupati Serang.
"Murni 100 persen tidak ada kaitannya dengan pilkada. Memang istri saya maju sebagai calon Bupati Serang, sudah lama prosesnya kan, jauh sebelum jadi menteri, sekarang sudah masuk kampanye tinggal 1 bulan lagi," ujar dia.
Sebelumnya, viral surat undangan berkop Menteri Desa dan Daerah Tertinggal. Surat itu mengundang perangkat desa untuk menghadiri haul ibu Menteri Desa Yandri Susanto.
Surat undangan tertanggal 21 Oktober 2024 itu ditujukan kepada kepala desa beserta perangkatnya hingga ketua RT dan RW. Selain haul, acara juga digelar untuk memperingati Hari Santri dan tasyakuran.