Duluan Telur atau Ayam? Simak Jawaban Menarik Gus Baha
Duluan telur atau ayam? Pertanyaan semacam ini mungkin pernah terlintas di benak seseorang yang merasa penasaran. Pertanyaan klasik mengenai “telur atau ayam dulu?” masih menjadi perdebatan sampai sekarang. Dalam hal ini, masing-masing pihak memiliki pandangan atau pendapatnya masing-masing.
Meski tampak nyeleneh, pertanyaan di atas memicu perdebatan filosofis dan ilmiah yang memunculkan jawaban berbeda, tergantung pada sudut pandang yang diambil. Menyikapi pertanyaan semacam ini, pendakwah kondang Tanah Air, Gus Baha, juga memiliki jawaban tersendiri yang masuk akal.
Gus Baha tentang Pertanyaan Duluan Telur atau Ayam
Pada salah satu tausiyahnya, Gus Bahapernah menyinggung pertanyaan lucu mengenai “duluan telur atau ayam?”. Cuplikan video pembahasannya sendiri telah tersebar luas di media sosial, seperti TikTok hingga YouTube.Melalui sebuah kesempatan dakwahnya, Gus Baha menanyakan hal tersebut kepada peserta pengajian. "Telur sama ayam dulu mana? Menurut Anda milih mana?," tanya Gus Baha.
Sontak, masing-masing jemaah yang hadir memberi jawaban masing-masing. Ada yang bilang telur dulu, tetapi terdapat juga yang menyebut ayam dulu.
Menanggapi jawaban jemaah yang beragam itu, Gus Baha mulai memberi penjelasan. Pertama-tama, ia menanyakan perihal kontribusi kita sebagai manusia dalam memberi pendapat mengenai jawaban pertanyaan telur atau ayam dulu.
"Pertanyaannya begini, kalau menurut tauhid, ketika lazim kalau telur itu nanti suatu saat jadi ayam, terus ayam kemudian lazim mengeluarkan telur, ketika Anda mengatakan mungkin, kontribusi Anda terhadap kemungkinan itu apa?," tanya Gus Baha.
Gus Baha melanjutkan bahwa kita sebagai manusia itu tidak ikut menciptakan hal-hal seperti ayam atau telur. Status manusia hanyalah sebagai saksi atas ciptaan-ciptaan Allah Swt.
"Kan sama, Anda tidak ikut menciptakan. Wong gak ikut menciptakan kok memvonis mungkin dan gak mungkin. Kamu itu hanya saksi, makanya pertanyaannya Allah ketika itu kamu anggap mungkin (telur atau ayam dulu), kontribusi Anda itu apa? kan hanya melihat," sambungnya.
Kemudian, Gus Baha menyinggung manusia yang berpendapat telur atau ayam dulu itu sebenarnya tidak bisa menciptakan dua hal itu. Hal ini berbeda Allah Swt yang punya sifat qudrat atau berkuasa.
"Kamu sendiri tetap tidak mampu bikin telur, Anda juga tidak mampu bikin ayam. Artinya, meskipun telur jadi ayam, ayam jadi telur sampai kiamat tetap ada kontribusi qudratnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bukan berarti bikin sendiri" tandasnya.
Lalu, Gus Baha mencari contoh lain yang relevan dengan perdebatan telur atau ayam dulu. Ia mengambil contoh apabila Allah Swt ingin membuat telur dari batu atau ayam keluar dari batu, semua itu jelas bisa terjadi karena sifat qudrat tadi. Nah, lagi-lagi masalahnya ada pada manusia yang selalu penasaran.
“Bagi Allah itu gak masalah (buat ayam atau telur dari batu). Tapi bagi kamu masalah, bagaimana mungkin hewan keluar dari batu ini logikanya gimana,” ucapnya.
Setelah itu, Gus Baha melemparkan pertanyaan yang pertama tadi, yakni telur atau ayam dulu sambil menyambungkan konteksnya dengan pertanyaan kedua. Ia lalu mengambil contoh mukjizat berupa unta yang bisa keluar dari batu.
Profil Lee Hsien Yang, Putra Pendiri Singapura Mantan Perwira Militer yang Minta Suaka ke Inggris
“Loh memangnya kalo telur dari ayam itu logika kamu gimana coba? Kamu ikut bikin engga? Lah ini pentingnya mukjizat, Allah bikin mukjizat ada satu unta besar keluar dari batu, yaitu mukjizatnya Nabi Saleh.
Gus Baha melanjutkan bahwa bagi orang yang tauhid atau wali, keluarnya ayam dari telur atau unta dari batu itu nisbatnya sebenarnya sama. Maksudnya sama-sama di luar kontribusi kita sebagai manusia.
Pada bagian akhir, Gus Baha menambahkan bahwa segala sesuatu di dunia itu hanya kekuasaan Allah saja yang berkontribusi. Manusia tidak perlu mempermasalahkan karena tidak ikut berkontribusi pada penciptaannya.
“Jadi, mbok sesering apa pun alam raya ini ada siklusnya, biji jadi pohon, pohon kemudian mengeluarkan buah, buah ada biji, semuanya yang berkontribusi hanya kudratnya Allah Swt,” tambah Gus Baha.
Kesimpulannya, pertanyaan seperti “dulu telur atau ayam?” sebenarnya tidak perlu diambil pusing. Alasannya tentu karena kita sebagai manusia tidak berkontribusi apa pun pada penciptaan keduanya. Nah, sebaliknya, semua itu ada dan terjadi hanya karena kekuasaan Allah Swt semata.
Baca juga:Telur atau Ayam Dulu? Ini Penjelasannya dalam Al Qur'anWallahu a’lam