Jika Terpilih Pimpin KBB, Paslon EDUN Bakal Beri Perhatian Lebih kepada Disabilitas

Jika Terpilih Pimpin KBB, Paslon EDUN Bakal Beri Perhatian Lebih kepada Disabilitas

Terkini | bandungraya.inews.id | Rabu, 23 Oktober 2024 - 14:10
share

BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Keberadaan disabilitas dan juga anak berkebutuhan khusus di masyarakat sering kali masih belum terperhatikan dengan baik.

Hal itu yang menjadi sorotan dari pasangan EDUN (Edi Rusyandi-Unjang Asari). Sehingga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat nomor urut 1 itu berkomitmen jika terpilih di Pilkada KBB 2024, akan lebih memperhatikan para disabilitas.

"Salah satu program prioritas kami adalah memperhatikan kaum disabilitas. Itu harus diwujudkan karena kita melihat disabilitas di lapangan cukup banyak," kata Calon Wakil Bupati Bandung Barat nomor urut 4, Unjang Asari saat ditemui di Kampung Langensari RT 02/03, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Selasa (22/10/2024).

Di kampung tersebut, pria yang akrab disapa Kang Unjang ini menjenguk Jun Maulana (12) yang menderita Cerebral Palsy atau lumpuh otak. Kondisi anak berkebutuhan khusus tersebut menuai keprihatinan karena tidak pernah tersentuh bantuan.

Kang Unjang didampingi Komunitas Disabilitas Tanpa Batas (DTB) Indonesia melihat langsung bagaimana nasib kaum disabilitas yang kerap kurang diperhatikan dan dipandang sebelah mata.

Bahkan berdasarkan informasi yang didapatkannya, ada juga beberapa anak yang mengidap kondisi yang sama di Desa Langensari.

Mereka berharap adanya keberlangsungan hidup yang layak terhadap anak-anaknya yang menjadi penyandang disabilitas.

"Saya sampaikan, ke depan kita akan memprioritaskan disabilitas, karena anak-anak itu juga punya hak sebagai warga negara. Ini juga bagian dari program EDUN, yakni memperhatikan kaum disabilitas," tuturnya.

Selain itu, lanjut Kang Unjang, mereka juga harus dibekali atau diajarkan keahlian agar mampu berkreatifitas agar kehidupan mereka bisa terus berlangsung. Termasuk memperhatikan kesehatan mereka dengan pendampingan yang masif.

"Nantinya bisa dikelompokan bagi anak-anak disabilitas yang masih di bawah umur akan kita berikan perhatian khusus. Sedangkan bagi yang sudah dewasa dan memiliki potensi akan kita dampingi agar bisa dibekali keahlian, misalnya jadi konten kreator dan lainnya," ucap Unjang.

Sementara itu, orang tua Jun Maulana yang menderita Cerebral Palsy atau lumpuh otak, Atik Yulia (50) dan Mukti Efendi (53) hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya. Jun menderita penyakitnya itu sejak lahir sehingga praktis tidak bisa apa-apa.

"Kelainan otak anak saya terjadi sejak dia lahir 3 hari," kata Atik.

Dirinya terkadang sedih manakala melihat anaknya tidak seperti anak lain pada umumnya. Lebih memprihatinkan lagi, ketika Jun mulai memukuli badannya sendiri sehingga terlihat luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.

Berdasarkan keterangan dari dokter, Jun saat didiagnosa mengalami infeksi di bagian pusar, mengalami demam tinggi hingga kejang-kejang. Dia sempat dirawat sampai tujuh kali dan harus menjalani rawat jalan selama 4 tahun.

"Kalau malam dia jarang tidur dan suka teriak-teriak," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Meski begitu usahanya untuk bisa menyembuhkan kondisi sang anak belum membuahkan hasil. Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan membuat Atik dan Mukti kini hanya bisa pasrah.

Sebab penghasilannya sebagai petani tanaman hias dan juga buruh tani hanya cukup untuk hidup sehari-hari.

"Belum ada bantuan dari pemerintah daerah, paling selama ini kalau berobat pakai fasilitas BPJS," ujarnya. (*)

Topik Menarik