Dituding Arahkan PPK Tak Pilih Kotak Kosong, Ketua KPU Maros Disomasi
MAROS, iNews.id - Ketua KPU Kabupaten Maros, Jumaedi disomasi Aliansi Advokasi Demokrasi Indonesia (Aksi) Maros setelah dituding tidak netral di Pilkada Maros. Ketua KPU itu diduga mengarahkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk tidak memilih kotak kosong.
"Kami sudah serahkan ke KPU Maros. Isi somasi kami yang pertama bahwa (Jumaedi) memberikan pengarahan kepada PPK untuk tidak memilih kotak kosong," kata Sekretaris Umum Aksi Maros, Nirwana, Selasa (21/10/2024).
Nirwana mengatakan, Jumaedi memberikan pengarahan tersebut di rumahnya dengan mengumpulkan ketua dan anggota PPK.
Dia juga mengatakan ketua dan anggota PPK tidak akan dipilih kembali sebagai penyelenggara jika pilkada ulang 2025.
"Ketua KPU Maros mengundang anggota dan ketua PPK ke kediaman pribadinya. Bahwa disana ketua KPU Maros memberikan pengarahan kepada ketua dan anggota PPK untuk tidak memilih kotak kosong," ucapnya.
Hal itu dinilai Nirwana bentuk sikap tidak netral Jumaedi sebagai ketua KPU Maros karena yang bersangkutan memberikan peringatan kepada seluruh PPK untuk tidak terobsesi memperpanjang masa kerja mereka dengan memilih kotak kosong.
"Informasi ini sudah berkembang sampai PPS. Katanya jangan sampai adanya pilkada 2025 mereka terobsesi untuk memperpanjang masa kerja mereka sebagai penyelenggara pemilu lalu memilih kotak kosong," ujar Nirwana.
Pihaknya pun kini menunggu klarifikasi terbuka Jumaedi kepada publik. Dia mengatakan, siap membawa perkara ini ke jalur hukum jika tidak ada klarifikasi dari Jumaedi.
"Somasi ini itikad baik kami agar Ketua KPU memberikan klarifikasi. Kalaupun tidak mau, kami siap ke jalur hukum," ucapnya.
Ketua KPU Maros, Jumaedi membantah melarang PPK memilih kotak kosong. Ia mengaku belum membaca seluruh isi somasi dari Aksi Maros karena sedang berdinas di luar kota.
"Saya klarifikasi , bahwa berita tersebut tidak benar, saya tidak pernah kumpulkan PPK untuk mengimbau untuk tidak memilih kotak kosong, itu tidak pernah terjadi, itu fitnah," ujarnya.
Jumaedi menduga pengarahan yang dimaksud Aksi Maros adalah kegiatan resmi KPU, yaitu Kopi Demokrasi.
Dia mengatakan dalam kegiatan tersebut memberikan pengarahan kepada PPK untuk menjaga integritasnya dengan tidak memilih kotak kosong hanya karena obsesi memperpanjang masa jabatan mereka.
"Kalaupun yang dimaksud pada saat kegiatan, saya menyampaikan agar PPK menjaga integritasnya. Jangan sampai ada isu pilkada akan dilaksanakan 2025 ketika kotak kosong menang, para penyelenggara tidak lagi menjaga integritasnya hanya karena ingin memperpanjang masa jabatannya," kata Juamedi.
Pada kegiatan tersebut ia juga mengatakan, jika kotak kosong memenangkan Pilkada Maros 2024 ini, maka belum tentu mereka kembali menjadi penyelenggara karena regulasi untuk pilkada ulang 2025 belum ada.
"Bahwa kalau pun nanti 2025 pilkada kembali, belum tentu kita semua yang jadi penyelenggara karena belum ada regulasinya. Itu yang saya sampaikan ke PPK, bukan jangan pilih kota kosong. Saya suruh mereka menjaga integritasnya," tandas dia.
Diketahui, Pilkada Maros hanya diikuti satu pasangan calon yakni Chaidir Syam- Muetazim Mansyur yang sebelumnya berpasangan dengan Suhartina Bohari. Namun usai pemeriksaan kesehatan, Suhartina, dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) oleh KPU Maros berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatannya, lalu digantikan dengan Muetazim Mansyur.
Pasangan tunggal ini diusung Sembilan parpol yakni, Partai NasDem, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Golongan Karya, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang.