Ini Alasan Pramugari Tak Boleh Duduk di Atas Tangan ketika Lepas Landas
CREW Insider adalah seri artikel yang mengupas pertanyaan-pertanyaan penting, baik yang umum maupun unik, terkait industri penerbangan , langsung dari perspektif orang dalam. Mateusz Maszczynski, yang telah berkarir selama hampir dua dekade di bidang ini, menjadi sosok utama untuk menjawab berbagai pertanyaan lewat blog itu sejak tahun 2015.
Merangkum dari Pyok pada Selasa (22/10/2024), artikel ini mengungkap betapa pentingnya mengikuti prosedur terbaru untuk keselamatan awak kabin di setiap penerbangan.
Banyak artikel yang menyebutkan bahwa pramugari biasanya duduk dengan tangan mereka saat lepas landas dan mendarat. Posisi ini dianggap sebagai cara untuk melindungi diri jika terjadi kecelakaan.
Namun, artikel-artikel tersebut tidak mengungkap bahwa riset terbaru posisi duduk yang mengandalkan tangan ini sebenarnya kurang aman.
Penelitian tentang posisi "kesiapan benturan", istilah yang digunakan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Riset ini menggunakan boneka uji tabrakan untuk menentukan posisi yang paling efektif dalam melindungi penumpang dan kru selama kecelakaan.
Meski banyak orang masih salah kaprah bahwa kecelakaan pesawat selalu berakhir fatal, penelitian Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menunjukkan bahwa antara 1983 dan 2000, sekitar 96 persen penumpang dan kru berhasil selamat dari pendaratan darurat.
Salah satu faktor utama yang meningkatkan tingkat keselamatan tersebut adalah pengembangan posisi "siap benturan", yang dirancang untuk mencegah tubuh terguncang dan melindungi kepala dari cedera saat terjadi benturan dengan kecepatan tinggi.
Meskipun banyak riset fokus pada penumpang ekonomi yang duduk menghadap ke depan, penelitian juga dilakukan untuk menentukan posisi terbaik bagi pramugari saat menghadapi benturan.
Alasan posisi pramugari berbeda dari penumpang biasa adalah karena mereka sudah dilengkapi sabuk pengaman empat titik, bukan hanya sabuk di bagian pangkuan. Selain itu, kursi pramugari lebih tegak dan dapat menghadap ke depan atau belakang.
Di masa lalu, beberapa maskapai memang mengharuskan pramugari duduk dengan tangan saat lepas landas dan mendarat karena dianggap sebagai posisi perlindungan terbaik pada saat itu.
Namun posisi ini tidak lagi direkomendasikan oleh ICAO, operator yang mengatur penerbangan sipil di seluruh dunia atas nama PBB. Dalam panduan terbarunya, Manual Informasi dan Petunjuk untuk Keselamatan Penumpang edisi 2018, ICAO hanya merekomendasikan dua posisi perlindungan bagi awak kabin.
Kedua posisi ini didasarkan pada studi tahun 2007 yang dilakukan oleh peneliti kecelakaan Jerman, yang ditugaskan oleh Kementerian Transportasi Federal negara tersebut.
Satu posisi berlaku untuk kursi pramugari yang menghadap ke depan, dan yang lain untuk kursi yang menghadap ke belakang. Tak satu pun dari posisi ini menyarankan pramugari duduk di atas tangan mereka.
Untuk kursi menghadap depan, pramugari dianjurkan meletakkan tangan di paha, dagu menempel di dada, dan kaki sedikit terulur dengan telapak kaki rata di lantai.
Sedangkan, untuk kursi menghadap belakang, mereka disarankan menyilangkan tangan di dada, kepala bersandar pada sandaran, dan lutut ditekuk membentuk sudut 90 derajat dengan telapak kaki juga menempel di lantai.
ICAO juga menegaskan bahwa awak kabin tidak boleh memegang barang apa pun selama lepas landas dan mendarat, agar dapat dengan cepat meraih pengeras suara atau melepaskan diri dari sabuk pengaman jika terjadi situasi darurat.
Beberapa maskapai penerbangan juga menerapkan prosedur bagi pramugari untuk bersantai selama lepas landas dan pendaratan. Posisi "semi-berbaring" ini tidak hanya untuk mempersiapkan mereka merespons dengan cepat jika ada keadaan darurat, tetapi juga untuk membantu mereka memahami kondisi di sekitarnya dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kesadaran situasional mereka.