Sambut Pergantian Jokowi ke Prabowo, Ratusan Petani Grobogan Gelar Tasyakuran di Tengah Hutan

Sambut Pergantian Jokowi ke Prabowo, Ratusan Petani Grobogan Gelar Tasyakuran di Tengah Hutan

Terkini | semarang.inews.id | Minggu, 20 Oktober 2024 - 06:30
share

GROBOGAN, iNewsSemarang.id - Lebih dari 300 petani yang tergabung dalam Kelompok Rejo Semut Ireng Desa Crewek, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan menggelar tasyakuran di tengah hutan, Sabtu (19/10/2024).

Para petani yang memperoleh lahan garapan tanah hutan ini mengaku bersyukur memiliki presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mereka yang awalnya menjadi buruh tani, namun sejak program Perhutanan Sosial mereka bisa menggarap tanah hutan.

"Oleh sebab itu kami membuat tasyakuran agar pergantian Presiden Jokowi yang 10 tahun bekerja tuntas dengan loyalitas ke masyarakat ini lancar. Supaya presiden baru Pak Prabowo (Prabowo Subianto) juga memprioritaskan masyarakat kecil seperti petani hutan di Grobogan ini," kata Budiyono, Ketua Rejo Semut Ireng Kabupaten Grobogan.

Selain menggelar tasyakuran dengan potong rambut dengan cukur gundul, bancaan sego pager lebih dari 100 meter, juga menggegelar musik dangdut dan juga mempersiapkan 300 lebih warga menyambut Joko Wododo pulang ke rumah di Kota Solo.

Budiono yang akrab dipanggil Kangbud ini juga menjelaskan bahwa saat ini petani semakin makmur tertuama mereka penggarap padi, jagung dan ubi-ubian.

Bahkan, para petani juga tak sedikit yang memiliki kemampuan mengolah bahan pertanian menjadi bahan jadi seperti madu hutan.

Kontribusi pupuk yang semakin mudah tak langka lagi juga menjadi perhatian petani ke transisi kepemimpinana Jokowi ke Prabowo saat ini.

"Saat ini petani hutan sudah bisa bertani, bisa memproduksi produk olahan dari hasil hutan, dan bahkan kemudahan memperoleh pupuk juga mendongkrak kestabilan pangan dan ekonomi rakyat kecil di Kabupaten Grobogan khususnya," ujarnya.

Sementara itu petani Kelompok Tani Hutan Desa Crewek Kecamatan Kradenan menyebutkan bahwa petani perlu mendapatkan perhatian produksi olahan UMKM.

Hal ini bertujuan untuk mendongkrak lebih banyak lagi hasil pertanian setengah jadi menjadi hasil jadi siap jual melalui UMKM.

"Kami bersyukur sudah bisa mandiri bertani dengan lebih baik lagi. Tapi jika bisa kami diajari membuat produksi olahan jadi yang siap jual seperti UMKM. Maka kami akan menjadi petani lebih baik lagi," ujar lasno, anggota kelompok tani hutan (KTH), Marmin.

Topik Menarik