Masyarakat Adat Boru- Flotim Bangun Rumah Adat, Simbol Persatuan dan Kesatuan
Flores Timur, iNewsFlores.id- Setelah puluhan tahun kehilangan rumah adat (Korke) akibat kebakaran yang melanda Desa Korke, masyarakat adat Boruk Tana Bojang Kebo Kilibatu di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, kini merayakan hadirnya kembali simbol budaya yang selama ini hilang.
Pada Kamis, 16 Oktober 2024, rumah adat yang dibangun dengan penuh semangat kebersamaan ini diresmikan melalui sebuah upacara adat yang khidmat dan bermakna.
Berbeda dari sebelumnya, Korke yang baru ini tidak lagi menjadi milik satu marga tertentu, melainkan menjadi rumah bersama bagi seluruh warga Desa Boru.
Dengan semangat gotong royong, mereka bergandengan tangan untuk menghadirkan kembali rumah adat yang menjadi pusat kegiatan budaya dan tempat penyelenggaraan upacara adat. Korke kini menjadi milik seluruh masyarakat desa, simbol kuat persatuan dan kebersamaan yang terjalin erat di antara berbagai marga yang menghuni desa tersebut.
Pembangunan rumah adat ini memakan waktu satu bulan penuh, dirancang dengan desain budaya khas daerah yang merefleksikan motif-motif tradisi lokal. Terletak di Kampung Lama atau Lewo Wolor, Korke dibangun dengan anggaran sebesar Rp150.000.000 yang dibiayai dari dana desa.
Kepala Desa Boru, Alfons Kelasa Soge, menyampaikan bahwa inisiatif ini lahir dari tekad untuk memperkuat identitas budaya dan persatuan masyarakat.
"Rumah adat merupakan simbol kebersamaan dan identitas masyarakat Boru. Selama bertahun-tahun, kita kehilangan tempat berkumpul dan mengadakan upacara adat bersama. Dengan pembangunan ini, kita berharap dapat melestarikan kembali nilai-nilai budaya dan tradisi yang hampir terlupakan," ujar Alfons.
Ketua Lembaga Pemangku Adat Desa Boru, Benediktus Baran Liwu, menyampaikan bahwa berdirinya Korke ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga upaya menghidupkan kembali ruh dan semangat leluhur.
Menurutnya, adat dan budaya bukan tentang intelektual tetapi lebih dari itu adat memiliki peran sentral dalam menjaga harmonisasi hubungan antarwarga dan alam sekitar.
"Kini, dengan Korke baru ini, kita dapat melaksanakan upacara-upacara adat secara lebih sempurna, dan ini adalah wujud dari penghormatan kita kepada leluhur dan simbol dari persatuan dan kesatuan," kata Benediktus.
Sementara Ketua Suku Liwu, Simon Kupo Liwu, juga menambahkan bahwa pembangunan Korke merupakan momen penting bagi masyarakat Boru. "Ini bukan sekadar rumah, tapi simbol jati diri kami. Korke baru ini akan menjadi tempat di mana semua orang bisa berkumpul, tanpa memandang marga atau latar belakang. Kita semua satu keluarga di sini," jelas Simon Liwu.
Dengan berdirinya kembali Korke, masyarakat Boru berharap dapat menjaga dan melestarikan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Rumah adat ini akan menjadi pusat kegiatan adat dan sosial, tempat masyarakat berkumpul, berdialog, dan membangun kebersamaan.