Petani di Bojonegoro Kerap Alami Kelangkaan Pupuk, Ini Langkah Strategis Setyo Wahono

Petani di Bojonegoro Kerap Alami Kelangkaan Pupuk, Ini Langkah Strategis Setyo Wahono

Terkini | bojonegoro.inews.id | Kamis, 17 Oktober 2024 - 15:21
share

BOJONEGORO, iNews.id – Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi kerap dialami para petani di Kabupaten Bojonegoro, adanya pembatasan kuota oleh pemerintah pusat diduga menjadi salah satu pemicunya.

Masalah tersebut menjadi perhatian serius bagi pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah. Pihaknya mengaku telah menyiapkan kebijakan strategis dan program unggulan untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk subsidi.

Hal tersebut disampaikan Cabup Setyo Wahono saat menghadiri pelatihan pembuatan pupuk organik oleh Kelompok Tunggak Tani “Tumbuh Gerak Tani” di Dusun Sekidang, Desa Soko, Kecamatan Temayang. Dia menegaskan pentingnya ketersediaan pupuk untuk mendukung produktivitas pertanian. Menurutnya, ketersediaan pupuk sangat diharapkan para petani.

“Alhamdulillah dengan adanya pelatihan ini sangat bisa membantu para petani hutan, yang selama ini memang tidak mendapat jatah pupuk subsidi," katanya, Rabu (16/10/2024).


Cabup Setyo Wahono saat di acara pelatihan pembuatan pupuk organik

Tokoh muda dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, ini berencana melakukan langkah-langkah strategis untuk mengtasi kelangkaan pupuk subsidi. Di antaranya menjalin kerja sama dengan distributor pupuk dan pemerintah pusat untuk memastikan distribusinya lancar.

Pihaknya juga akan membantu untuk pengadaan pupuk subsidi bagi petani hutan jika diberi amanah memimpin Bojonegoro lima tahun mendatang.

“Kami lagi berusaha untuk menaikkan kuota pupuk subsidi di Bojonegoro yang selama ini hanya 70 persen ketersediaannya,” ujar Wahono.

Cabup yang mengusung tagline “Asli Luwih Apik” ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya petani untuk bersinergi dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi sektor pertanian. Kata Wahono, pupuk organik juga bisa menjadi alternatif menghadapi persoalan pupuk.

“Jadi, pelatihan pupuk organik ini mempermudah bagi petani hutan untuk mendapatkan pupuk secara mandiri kedepannya,” ucap Wahono.

Selain itu, adik Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, ini juga telah menyiapkan program Kartu Petani Maju Baru bagi petani Bojonegoro. Petani pemegang kartu ini akan mendapat banyak manfaat yakni bantuan pupuk dan bibit gratis yang akan disesuaikan dendan karakteristik wilayah atau ahan pertanian, bantuan permodalan untuk usaha tani, edukasi pertanian melalui layanan konsultasi kalender musim baik mengenai suhu atau cuaca, bencana, manajemen air, dan lain-lain.

Kemudian, petani juga akan memperoleh pemberdayaan pertanian berkelanjutan, yang tahan bencana dan responsive terhadap perubahan iklim, layanan informasi harga komoditas pertanian, jaringan pasar, dan lainnya, layanan untuk penambahan nilai produk pertanian melalui pengembangan produk kemasan produk pertanian (Besar, sayuran, dan lain-lain, layanan asuransi pertanian berupa pemberian ganti rugi akibat gagal panen.

"Kami juga akan menjamin ketersediaan pupuk untuk petani melalui skema pendirian koperasi yang berkolaborasi dengan BUMDes untuk mempertahankan stabilitas harga," tegas Wahono.

Anak mantan Kepala Desa Dolokgede, ini juga akan membangun hilirisasi hasil pertanian dan infrastruktur pertanian. Seperti memperbanyak pembangunan embung atau waduk, dan jaringan irigasi pertanian untuk wilayah-wilayah yang jauh dari sungai Bengawan Solo. Sehingga petani bisa melakukan tanam padi dua sampai tiga kali.

Dengan komitmen tersebut, Setyo Wahono berharap dapat membawa perubahan positif bagi pertanian di Bojonegoro. Yakni, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Karena petani hutan itu di Bojonegoro jumlahnya hampir 30 hingga 40 persen,” pungkas pria kelahiran desa Dolokgede ini.

Topik Menarik