Pengakuan Ivan Oktavian atas Kasus Dugaan Kekerasan terhadap Jurnalis di Banjar
BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Ivan Oktavian, pelaku dalam insiden kekerasan terhadap jurnalis Tabloid Pamor, Yulianto, akhirnya angkat bicara melalui kuasa hukumnya, Kunkun Abdul Syakur Munawar.
Dalam pernyataan yang disampaikan pada konferensi pers di Kota Banjar, Senin (14/10/2024), Ivan mengakui telah melakukan pemukulan, tetapi menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak terkait dengan tugas jurnalistik yang sedang dilakukan oleh Yulianto.
Menurut Kunkun, insiden pemukulan yang terjadi pada Jumat, 4 Oktober 2024, ini sebenarnya merupakan masalah pribadi antara Ivan dan Yulianto.
“Peristiwa ini bukanlah bagian dari tugas jurnalis Yulianto, melainkan murni persoalan pribadi,” jelas Kunkun di hadapan media.
Lebih lanjut, Kunkun memaparkan bahwa awal mula ketegangan antara Ivan dan Yulianto terjadi di SMPN 1 Kota Banjar. Saat itu, Yulianto hadir untuk mewawancarai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, Kaswad, sementara Ivan hadir di tempat yang sama atas undangan dari Kaswad.
“Ivan diundang oleh Kadisdik untuk memberikan penjelasan kepada wartawan terkait pembongkaran bangunan gedung di SMPN 5 Banjar. Jadi, Ivan tidak ada kaitannya dengan proyek tersebut, hanya sekadar membantu menjelaskan situasi,” terang Kunkun.
Sekitar dua minggu setelah pertemuan di SMPN 1, Ivan melihat Yulianto di sebuah warung kopi dan mendekatinya untuk membahas masalah yang terjadi sebelumnya. Namun, menurut Kunkun, interaksi itu berubah menjadi tidak kondusif karena Yulianto menunjukkan sikap yang kurang menyenangkan.
"Ketika Ivan menanyakan kabar, Yulianto mencoba pergi, sehingga terjadi ketegangan fisik yang berujung pada pemukulan," jelasnya.
Kunkun juga menyatakan bahwa tindakan pemukulan tersebut merupakan reaksi spontan dari Ivan yang merasa terprovokasi oleh sikutan Yulianto.
“Ivan bereaksi di luar kendali karena merasa tersulut oleh tindakan Yulianto,” tambahnya.
Selain mengklarifikasi insiden kekerasan ini, Kunkun menolak anggapan bahwa Ivan terlibat sebagai perwakilan kontraktor dalam proyek pembongkaran di SMPN 5.
Ia menegaskan bahwa Ivan tidak memiliki keterlibatan apapun dalam proyek tersebut. "Ivan hanya membantu menjelaskan situasi atas permintaan Kadisdik, bukan sebagai kontraktor," tegasnya.
Sementara itu, Yulianto sendiri telah melaporkan kasus kekerasan ini ke pihak kepolisian. Sebelumnya, Yulianto diketahui tengah melakukan investigasi terkait dugaan pembangunan fiktif di SMPN 5 Kota Banjar ketika insiden ini terjadi. Saat ini, kasus kekerasan yang dialami Yulianto masih dalam proses penyelidikan pihak berwenang.
Kasus ini menjadi sorotan publik, tidak hanya karena kekerasan yang dialami seorang jurnalis, tetapi juga karena terkait dengan isu pembangunan di Banjar yang sedang menjadi perhatian banyak pihak.