Atasi Kekerasan Anak, Begini Pernyataan Resmi Luluk!
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sylvana Apituley mengunjungi kantor DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Selasa (8/10/2024). Kedatangan Sylvana disambut Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim), Luluk Nur Hamidah.
Luluk mengatakan isu tentang perlindungan anak sangat penting karena berkaitan dengan keberlanjutan generasi bangsa. Maka, penting untuk mendeteksi faktor yang menyebabkan tingginya kasus kekerasan anak di Jatim. “Sehingga bisa menyiapkan kebijakan yang tepat untuk menyelamatkan generasi bangsa ini,” katanya.
Politisi PKB tersebut menambahkan, selain memerlukan kebijakan yang tepat, juga diperlukan anggaran untuk menekan kasus kekerasan anak. Dengan jumlah penduduk yang besar, otomatis jumlah anak di Jatim juga besar.
“Pemerintah jangan sampai menyiapkan anggaran yang kecil sedangkan kasus yang terjadi cukup tinggi. Jatim ini penduduknya besar, paling tidak 30 persennya adalah anak-anak dan itu anggarannya harus tepat jumlahnya,” ujarnya.
Anggaran Pilkada Jombang Tercatat Rp62 Miliar, Anehnya KPU Belum Fasilitasi Pemasangan APK Paslon
Sementara itu, Komisioner KPAI, Sylvana Apituley mengaku kedatangannya bertujuan untuk bertemu semua calon Gubernur Jatim. Kebetulan, ia berkesempatan untuk bertemu dengan Luluk Nur Hamidah. “Jatim dipilih karena memiliki kasus kekerasan anak yang cukup tinggi,” katanya.
Oleh sebab itu pihaknya ingin semua calon Gubernur Jatim mengutamakan isu kekerasan anak sebagai fokus utama dalam kampanye mereka. “Kami melihat, selama ini isu kekerasan anak hanya menjadi isu tempelan saja. Oleh sebab itu kami ingin semua calon Gubernur Jatim mengutamakan isu kekerasan anak,” tandasnya.
Lebih jauh dia berharap, sebagai provinsi dengan penduduk yang besar, Jatim seharusnya memiliki lembaga pengawas anak independen dalam hal ini Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD). “Karena lembaga pengawas ini bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam memahami isu terkait kekerasan anak,” terangnya.