RSUI Edukasi Gizi Masyarakat Baduy, Cegah Stunting, Anemia dan Kecacingan

RSUI Edukasi Gizi Masyarakat Baduy, Cegah Stunting, Anemia dan Kecacingan

Terkini | okezone | Selasa, 8 Oktober 2024 - 08:00
share

RUMAH Sakit Universitas Indonesia (RSUI) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Melalui program pengabdian masyarakat di wilayah Baduy, Kabupaten Lebak, Banten yang telah berjalan selama enam kali berturut-turut sejak 2022-2024, kali ini RSUI kembali hadir di Desa Cisadane, Kampung Baduy pada 4 Oktober 2024 dengan tema Gita Tumbuh Ceria (Gerakan Intervensi Terpadu Cegah Stunting, Kecacingan dan Anemia).

Koordinator Lapangan Pengabdian Masyarakat RSUI sekaligus mewakili Direksi RSUI, Ns. Nur Akbar, S.Kep mengatakan Program Gita Tumbuh Ceria merupakan aksi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gizi baik serta respon terhadap banyaknya prevalensi stunting, dan kecacingan pada anak-anak serta mencegah anemia pada wanita masyarakat Baduy. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan dari tahun-tahun sebelumnya banyak balita yang memiliki berat badan dan tinggi badan dibawah usianya, di antaranya sudah mengalami stunting.  

“Kondisi kurangnya gizi berdampak pada tumbuh kembang serta kualitas hidup masyarakat Baduy, khususnya anak-anak dan remaja wanita yang bakal menjadi calon Ibu. Ketika remaja mengalami anemia, kemudian tumbuh dewasa dan hamil dapat berdampak serius pada janin. Janin yang tidak menerima cukup nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupannya, berisiko tidak berkembang secara optimal. Ini bisa mengarah pada berbagai masalah, termasuk stunting," kata Akbar dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024).

RSUI edukasi gizi masyarakat Baduy. (Foto: Okezone/ Muhammad Refi Sandi)

Akbar menambahkan stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang ia konsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak. 

"Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan," ucapnya.

Kemudian, Akbar menjelaskan anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin dalam darah rendah. Salah satu penyebab utama anemia adalah kurangnya asupan nutrisi terutama zat besi yang penting untuk produksi sel darah merah. 

"Pada remaja, anemia bisa mengganggu proses penyerapan nutrisi penting lainnya, sehingga berpotensi memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka," ujarnya.

Kemudian kecacingan dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berkontribusi pada anemia. Misalnya cacing yang berkembang di usus, dapat menyerap nutrisi dan mengganggu keseimbangan nutrisi yang diperlukan si penderita.

 

“Itu mengapa kita mengangkat program ini dengan sebutan Gita Tumbuh Ceria merupakan gerakan intervensi terpadu cegah stunting, kecacingan dan anemia. Jangka panjangnya apabila tidak ditangani dengan baik, maka dampaknya bisa meluas tidak hanya pada individu, 
melainkan pada generasi berikutnya," tuturnya.

Akbar menyebut RSUI dibiayai oleh hibah Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia melalui DPM UI serta melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti pemerintah kecamatan, kepala Suku Baduy dan Puskesmas setempat (Puskesmas Ciseumet) dalam menjalankan program pengabdian masyarakat.

Tim medis RSUI melakukan kunjungan rumah ke rumah lakukan pemeriksaan kesehatan, meliputi pengecekan gula darah, kolesterol, tekanan darah, konsultasi dengan dokter, pemberian obat-obatan sesuai keluhan serta pemberian tablet zat besi (Fe) atau penambah darah untuk wanita, obat cacing dan suplemen untuk anak-anak. 

RSUI edukasi gizi masyarakat Baduy. (Foto: Okezone/ Muhammad Refi Sandi)

Selain itu, tim juga memberikan edukasi kesehatan. Agar memudahkan pemahaman masyarakat, seluruh materi edukasi disampaikan dalam bahasa Sunda. 

"Kami juga melibatkan tokoh masyarakat setempat sebagai mediator agar edukasi dapat tersampaikan secara efektif," katanya.

Sementara itu, Ketua RT Desa Cisadane Kampung Baduy, Ardi menyebutkan masyarakat Baduy dikenal dengan adat istiadat yang kuat, termasuk dalam hal pengobatan. Sebagian besar masyarakat Baduy masih mengutamakan pengobatan tradisional dan berdoa kepada ketua suku atau orang yang dianggap sesepuh atas kepercayaan spiritualnya. Sehingga, fasilitas kesehatan lah yang menjadi pilihan terakhir, apabila kondisi tak kunjung membaik.

 

“Pertama-tama kami berterima kasih dengan hadirnya RSUI dan puskemas setempat memberikan dukungannya untuk masyarakat kami, saya berharap masyarakat dan anak-anak bisa sehat. Meskipun kami memiliki adat istiadat yang harus dihormati, namun dengan kunjungan ini masyarakat kami jadi lebih terbuka pentingnya menjaga kesehatan. Semoga kegiatan ini bisa terus dilakukan di sini pada masyarakat Baduy," ucap Ardi.

Sementara itu, Bidan yang telah mengabdi 13 tahun di Baduy, Rica menyatakan komitmen untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat melalui program keberlanjutan.

“Kami berkomitmen untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat, melalui program berkelanjutan yang RSUI laksanakan diharapkan dapat mewujudkan peran bersama yaitu mendukung pemerintah menurunkan stunting dari kondisi 24,4 pada 2021 menjadi 14 pada 2024 dan memberikan dampak positif yang signifikan," ujar Bidan Rica.

Topik Menarik