Sapphire Grup Alokasikan CSR untuk Renovasi Pos Jaga Perlintasan KA
CILACAP, iNewsPurwokerto.id- Berawal dari seringnya terjadi kecelakaan di perlintasan kereta JPL 420 di Desa Gentasari, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap, empat warga desa, yakni Riki Umar Mukti, Setiono, Kartiko, dan Aguskaeko, berinisiatif menjadi relawan penjaga perlintasan tersebut.
Dengan semangat amal dan niat baik, mereka mulai menjaga perlintasan kereta sejak tahun 2019 untuk memastikan keamanan warga yang melintas.
Meski tidak digaji pada awalnya dan dengan fasilitas yang sangat terbatas, mereka tetap setia melaksanakan tugasnya dengan ikhlas. "Tahun 2019 kami mulai menjaga perlintasan ini, karena niat ibadah dan membantu masyarakat," ujar Aguskaeko (48), salah satu relawan.
Kartiko, relawan lainnya, menceritakan bahwa pada awalnya mereka mengandalkan pemberian dari warga yang melintas sebagai bentuk apresiasi. Namun, setelah desa mengetahui keberadaan mereka, Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap mulai memberikan honor, meskipun jumlahnya tidak mencapai upah minimum kabupaten (UMK). Setiap relawan menerima honor sebesar Rp 1.200.000 per bulan.
Pos jaga yang mereka gunakan pada awalnya hanya terbuat dari bambu dan seadanya. Kemudian, pos tersebut dibangun menjadi semi permanen, meski masih minim fasilitas seperti toilet. Para relawan juga hanya mengandalkan penglihatan dan jadwal kereta untuk mengetahui kapan kereta akan melintas. Kami lihat jadwal dan lampu kereta, terutama saat malam hari, tambah Aguskaeko.
Meskipun demikian, tantangan lain juga mereka hadapi, seperti warga yang tidak sabar menunggu dan terkadang mengeluh ketika palang ditutup lebih awal. Kartiko (33) mengatakan, Kadang-kadang warga tidak sabar, mengatakan kereta masih jauh, tapi ini sudah jadi tanggung jawab kami.
Keempat relawan ini bekerja dalam tiga shift sehari, dengan setiap relawan bertugas selama 8 jam. Shift pertama dimulai dari pukul 06.00 hingga 14.00, dilanjutkan dengan shift kedua dari pukul 14.00 hingga 22.00, dan shift ketiga dari pukul 22.00 hingga 06.00.
Relawan berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan mereka, termasuk dengan menaikkan honor dan memperbaiki fasilitas di pos jaga. "Harapan kami, honor bisa ditambah dan pos jaga dilengkapi dengan fasilitas seperti WC," pinta Aguskaeko dan Kartiko.
Selain mengandalkan jadwal kereta, pos penjagaan mereka juga dilengkapi dengan handy talky (HT) untuk memonitor informasi dari petugas perjalanan kereta. Namun, menurut Aguskaeko, kadang informasi dari stasiun tidak akurat dengan kondisi di lapangan. Kadang PPK Stasiun bilang kereta baru meluncur, padahal kereta sudah dekat dengan perlintasan ini, jelasnya.
Pada peringatan Hari Kereta Api Nasional, 28 September lalu, gerakan keswadayaan para relawan ini mendapat perhatian dari Sapphire Grup melalui kampanye "Mager: Mari Bergerak." Sapphire Grup berkomitmen memberikan bantuan renovasi pos jaga dan penggantian palang pintu perlintasan di JPL 420. Selain itu, mereka juga melengkapi peralatan seperti lampu tongkat lalu lintas, rompi, jas hujan, bendera darurat, dan paket sembako.
"Kami harap komunitas dan perusahaan lain juga bisa berpartisipasi dalam isu keselamatan lalu lintas ini," ujar Brand Director Sapphire Grup, Vincentius Suda Kedang. Kegiatan serupa juga dilakukan di sembilan titik lainnya di Cilacap dan Tegal.
Santriwati Korban Pencabulan Ayah-Anak di Karangbahagia Bekasi Kembali Bertambah, Total 5 Orang
Ajang "Mager: Mari Bergerak" dalam rangka Hari Kereta Api Nasional ini dihadiri oleh jajaran PT KAI Daop V Purwokerto, Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, serta komunitas Railfans Spoorlimo dan Railfans Tegal.