Dosen dan Mahasiswa ITS Ajarkan Nelayan Pamekasan Cara Buat Cool Box Ramah Lingkungan
PAMEKASAN, iNewsSurabaya.id - Para nelayan di Pamekasan, Jawa Timur, menghadapi tantangan besar dalam menjaga kesegaran hasil tangkapan mereka. Umumnya, mereka menggunakan tong es berbahan plastik dan styrofoam yang tidak hanya memiliki ketahanan rendah, tetapi juga mengakibatkan biaya operasional yang tinggi.
Namun, kabar baik datang dari tim dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri dan Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang baru-baru ini melaksanakan pelatihan inovatif di Desa Pademawu Timur, Kecamatan Pademawu.
Ketua tim, Totok Yulianto ST MT, menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan solusi nyata terhadap permasalahan yang dialami para nelayan.
"Biaya tinggi untuk membeli es batu demi menjaga kesegaran ikan merupakan salah satu tantangan utama," ungkapnya.
Sayangnya, es batu yang digunakan memiliki ketahanan terbatas dan hanya bisa dipakai sekali, sehingga membebani pengeluaran nelayan.
"Untuk itu, diperlukan teknologi pendinginan yang lebih efisien, terjangkau, dan tahan lama," tambahnya.
Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan untuk membuat cool box dari material resin thermosetting dan serat E-glass yang diperkuat. Teknologi ini diharapkan dapat memberikan ketahanan lebih baik, tidak hanya dari segi usia pemakaian, tetapi juga dari benturan dan perawatan yang lebih mudah.
Pelatihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari pembuatan pola dan cetakan hingga menghasilkan produk siap pakai. Selain cool box, tim juga mengenalkan teknologi pendinginan menggunakan ice gel berbahan baku tepung tapioka, yang dapat digunakan berulang kali dan diharapkan menjadi alternatif yang lebih efisien dibandingkan es batu.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membuka wawasan para nelayan tentang inovasi penyimpanan yang lebih cerdas.
Tim Abmas ITS, yang terdiri dari 10 dosen dan 13 mahasiswa dari berbagai departemen, menggelar kegiatan ini dalam tiga sesi berbeda, di mana setiap sesi diikuti oleh kelompok nelayan binaan dari Desa Pademawu Timur.
"Dari teori ke praktik, kami mengajarkan mereka cara mencampurkan bahan resin thermosetting dan serat E-glass, serta membuat ice gel yang dapat digunakan berkali-kali," terang Totok.
Setelah menyelesaikan pelatihan, diharapkan para nelayan dapat memproduksi cool box dan ice gel secara mandiri. "Teknologi ini tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil tangkapan ikan," tutupnya.
Kepala Desa Pademawu Timur, Juma'ati Elis Susanti, mengungkapkan harapannya agar teknologi yang diperkenalkan oleh tim ITS dapat terus dikembangkan.
"Kami berharap para nelayan dapat memanfaatkan cool box ini untuk penyimpanan ikan dan perbaikan perahu. Dengan begitu, operasional mereka menjadi lebih efisien. Ke depannya, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan oleh pembudidaya lele untuk membuat kolam dari fiber," ujarnya.
Dengan adanya pelatihan ini, para nelayan di Desa Pademawu Timur kini tidak perlu khawatir lagi tentang kualitas hasil tangkapan mereka.
"Kami berharap teknologi ini dapat meningkatkan pendapatan mereka dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat pesisir di wilayah ini," pungkasnya.