Negara dengan Persentase Pria Disunat Tertinggi di Asia Tenggara, Filipina Ternyata Nomor 2
JAKARTA, iNews.id - Sunat atau khitan sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Tradisi ini tidak saja menjadi bagian dari perintah agama Islam, tetapi juga diyakini memiliki segudang manfaat kesehatan bagi kaum Adam.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, sunat secara medis diartikan sebagai operasi untuk membuang kulit yang menutupi ujung penis, yang juga disebut kulup.Ada beberapa kondisi di mana sunat diperlukan untuk kebutuhan medis. Misalnya, kulup mungkin terlalu ketat untuk ditarik ke belakang sehingga menutupi ujung penis. Sunat juga direkomendasikan sebagai cara untuk menurunkan risiko HIV di negara-negara tempat virus tersebut tersebar luas, termasuk beberapa bagian Afrika.
Sunat menjadi tradisi keagamaan atau budaya yang umum di kalangan keluarga Muslim dan Yahudi, serta masyarakat pribumi tertentu. Bagi orang-orang non-Muslim yang mempraktikkan tradisi tersebut, sunat juga dapat menjadi bagian dari kebersihan pribadi, atau perawatan kesehatan preventif.
Sunat juga memiliki berbagai manfaat kesehatan, di antaranya yaitu:
Negara dengan Persentase Pria Disunat Tertinggi di Asia Tenggara
Di beberapa negara Asia Tenggara, sunat menjadi praktik yang lazim dilakukan. Apalagi di Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.
Namun, yang mengejutkan, Filipina yang penduduknya mayoritas non-Muslim ternyata memiliki persentase pria disunat yang tinggi di kawasan ini. Angkanya jauh berada di atas negara-negara Muslim seperti Brunei Darussalam dan Malaysia.
Berikut daftar negara dengan persentase pria disunat di Asia Tenggara, seperti dikutip dari jurnal medis Population Health Metrics dalam artikel "Estimation of Country-specific and Global Prevalence of Male Circumcision" yang dipublikasikan pada Maret 2016:
Brunei Darussalam : 51,9 persen
Kamboja : 3,5 persen
Indonesia : 92,5 persen
Laos : 0,1 persen
Malaysia : 61,4 persen
Myanmar : 3,5 persen
Filipina : 91,7 persen
Singapura : 14,9 persen
Thailand : 23,4 persen
Vietnam : 0,2 persen
Timor Leste : 6,4 persen
Papua Nugini : 10,1 persen