Cerita Abu Nawas Bisa Bawa Air Laut yang Rasanya Tawar

Cerita Abu Nawas Bisa Bawa Air Laut yang Rasanya Tawar

Terkini | okezone | Minggu, 22 September 2024 - 06:22
share

ABU Nawas mendengar Baginda Raja yang memiliki seorang menteri kepercayaan dan senantiasa mendampingi. Menteri itu bernama Abu jahal. Namun kepercayaan yang diberikan Baginda Raja sering dimanfaatkan oleh Abu Jahal untuk memperkaya diri. Terkadang dia meminta upeti kepada rakyat dengan mengatasnamakan Baginda Raja.

Hal ini tentu saja membuat Abu Nawas geram, tapi tidak berani mengadukannya kepada Baginda Raja. Sebab dengan kedudukan yang dimiliki, Abu Jahal bisa saja memutarbalikkan fakta dan menuduh Abu Nawas-lah pelakunya.

Seiring berjalannya waktu, penasihat istana meninggal dunia. Baginda Raja sangat kehilangan dan belum bisa menemukan penggantinya. Jadi untuk sementara waktu jabatan penasihat istana masih kosong, belum ada yang mendudukinya.

Kesempatan ini segera dimanfaatkan Abu Jahal. Ia ingin sekali menduduki jabatan tersebut. Dengan begitu ia bisa lebih leluasa memengaruhi Baginda Raja. Segala cara Abu Jahal lakukan.

Di depan Baginda Raja, Abu Jahal terus mencari muka agar terpilih menjadi penasihat istana. Tapi sayangnya, ambisi Abu Jahal ini harus kandas di tengah jalan karena tidak berapa lama Baginda Raja justru memilih Abu Nawas untuk jadi penasihat istana.

Keputusan Baginda Raja ini tentu saja membuat Abu Jahal kecewa, sehingga ia menaruh dendam kepada Abu Nawas. Suatu hari ketika Abu Jahal melihat Abu Nawas sedang duduk bersama Baginda Raja, timbul pemikiran di kepalanya.

"Seharusnya aku yang ada di tempat Abu Nawas. Abu Nawas tidak pantas duduk di situ. Abu Nawas itu apa dia, tidak mampu mengurus masalah kerajaan, pantasnya dia jadi pelawak istana," gerutu Abu Jahal dalam hati seperti dilansir kanal YouTube Humor Sufi Official.

Merasa kecewa dengan keputusan Baginda Raja, Abu Jahal lalu menyampaikan keberatan. Pada suatu hari saat Baginda Raja sedang duduk sendirian di singgasananya, Abu Jahal Menghadap dan berkata, "Ampun Paduka yang mulia, hamba izin menghadap Baginda Raja."

Baginda Raja terkejut melihat Abu Jahal yang tiba-tiba menghadapnya. "Ada apa Abu Jahal? Apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Baginda Raja.

"Ampun Paduka yang mulia, hamba rasa Abu Nawas tidak pantas menjabat sebagai penasihat istana, karena menurut hamba, dia tidak tahu apa-apa soal negara. Abu Nawas itu apa keahliannya, cuma melucu," tutur Abu Jahal.

"Tapi bukankah Abu Nawas terkenal cerdas. Dia juga seorang yang jujur," ujar Baginda Raja.

"Apakah Paduka sudah meragukan kejujuran saya?" tanya Abu Jahal.

"Bukan seperti itu. Kamu kan sudah menduduki jabatan menteri istana, jadi wajar kalau Abu Nawas yang mengisi jabatan penasihat istana," jawab Baginda Raja.

"Tapi hamba lebih berpengalaman Paduka yang mulia, apalagi mengenai kenegaraan. Hamba juga ahli berperang. Tubuh hamba kekar dan perkasa. Lalu hamba sudah lama berbakti kepada Baginda Raja. Hamba rasa hambalah yang lebih pantas menjadi penasihat istana," ucap Abu Jahal.

Melihat ambisi Abu Jahal yang begitu besar ingin menjadi penasihat istana, Baginda Raja akhirnya membuat keputusan. Ia ingin mengadakan sayembara antara Abu Nawas dan Abu Jahal. Maka dipanggillah Abu Nawas untuk datang ke istana. Singkat cerita Abu Nawas pun menghadap Baginda Raja.

"Ampun Paduka yang mulia, ada gerangan apa memanggil hamba?" tanya Abu Nawas.

"Hai Abu Nawas, Abu Jahal sangat menginginkan jabatan penasihat istana. Dia minta supaya jabatanmu diganti olehnya, tapi aku juga tidak mungkin memecatmu begitu saja. Biar adil maka aku putuskan akan mengadakan sayembara untuk kalian berdua. Siapa yang jadi pemenangnya maka dialah yang berhak jadi penasihat istana," jelas Baginda Raja.

Sejenak Abu Nawas terdiam dan berpikir Abu Jahal pasti punya rencana busuk. "Jangan sampai dia jadi penasihat istana, bisa-bisa rakyat makin tertindas oleh kelakuannya," pikir Abu Nawas.

"Ampun Paduka yang mulia, kalau boleh tahu sayembara apa yang hendak diberikan?" tanya Abu Nawas.

"Aku ingin masing-masing dari kalian membawakan satu gentong air laut, tapi yang rasanya tawar," perintah Baginda Raja. 

Topik Menarik