Terungkap! Menhan Israel Koordinasi dengan AS Sebelum Ledakan Pager Massal di Lebanon

Terungkap! Menhan Israel Koordinasi dengan AS Sebelum Ledakan Pager Massal di Lebanon

Terkini | inews | Kamis, 19 September 2024 - 12:00
share

TEL AVIV, iNews.id - Stasiun televisi Israel KAN mengungkap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) sebelum ledakan perangkat komunikasi pager pada Selasa lalu. Hal yang sama terjadi sebelum ledakan perangkat elektronik lainnya pada Rabu (18/9/2024).

Data Kementerian Kesehatan Lebanon mengungkap, ledakan gelombang pertama pada Selasa sore, melibatkan alat komunikasi pager, menewaskan 12 orang serta melukai 2.000 sampai 3.000 lainnya. Kemudian ledakan perangkat komunikasi lainnya, termasuk walkie talkie, pada Rabu sore menewaskan 20 orang dan melukai sekitar 450 lainnya.

Dengan demikian total korban tewas akibat bom perangkat komunikasi di Lebanon mencapai 32 orang dan lebih dari 3.200 lainnya terluka. Dari total korban tewas, tiga di antaranya adalah anak-anak.

Menurut KAN, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant melakukan dua kali percakapan telepon dengan mitranya dari AS, Lloyd Austin, dalam 24 jam terakhir.

"Panggilan pertama antara Gallant dan Austin terjadi pada Selasa, beberapa menit sebelum gelombang pertama ledakan pager di Lebanon. Panggilan telepon kedua terjadi sebelum gelombang kedua ledakan," demikian laporan KAN.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken sebelumnya membantah keterlibatan negaranya dalam ledakan tersebut. Dia mengatakan AS tidak mengetahui sebelumnya tentang ledakan tersebut dan tidak terlibat.

Lebanon dilanda gelombang baru ledakan perangkat komunikasi pada Rabu sore. Bukan hanya pager, beberapa alat komunikasi lain, seperti walkie talkie, juga meledak. Perangkat-perangkat itu dibeli para pemiliknya sekitar 5 bulan lalu.

Beberapa pakar menjelaskan perangkat komunikasi itu telah dipasangi bahan peledak sebelumnya dengan berat sekitar 20 gram. Itu yang menyebabkan perangkat meledak dengan kekuatan cukup besar untuk melukai, bahkan membunuh penggunanya.

Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menuduh Israel di balik serangan masif tersebut. Iran, sekutu dekat Hizbullah, menyebut serangan itu sebagai tindakan terorisme. Dubes Iran di Beirut turut menjadi korban serangan tersebut seraya menjanjikan pembalasan.

pager-pager tersebut ditanam bahan peledak oleh intelijen Israel sebelum dikirim ke Lebanon. Bahan peledak itu dipasang pada baterai yang akan meledak jika suhu naik.

Topik Menarik