Ancaman Gempa Bumi Megathrust Jakarta, Segawat Apa?

Ancaman Gempa Bumi Megathrust Jakarta, Segawat Apa?

Terkini | okezone | Rabu, 11 September 2024 - 13:26
share

JAKARTA - Peringatan disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) terkait ancaman gempa bumi megathrust Jakarta. Dari skenario mereka, gempa Intra-Slab Selat Sunda dengan kekuatan Magnitudo (M) 7,8 berpotensi mengancam Jakarta.

Gempa Intra-Slab merupakan gempa yang bersumber di lempeng Samudra bagian paling dalam, tapi tidak berada di zona megathrust. BMKG mengingatkan bahwa gempa-gempa yang patut diwaspadai tidak hanya berada pada zona megathrust.

Septa Anggraini, Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG menjelaskan, berdasar hasil pemodelan, gempa Intra-Slab kekuatan M7,8 di Selat Sunda akan menjadi sumber gempa yang harus diwaspadai.

Gempa tersebut menghasilkan goncangan tanah paling besar dengan intensitas mencapai VII-VIII skala MMI di Jakarta, dengan deskripsi terjadi kerusakan sedang hingga berat. Nah , gempa Intra-Slab Selat Sunda. Gempa Intra-Slab ini, gempa yang bersumber di Samudra, di lempeng Samudra bagian dalam bukan yang berada di zona megathrust," kata Septa, Selasa (10/9/2023).

Menurut Septa, gempa Intra-Slab lebih dalam lagi, lebih dalam tapi zonanya itu berada di lempeng Samudra yang menunjam bagian dalam. Di Selat Sunda ini harus diwaspadai karena ketika kita memberikan, membuat pemodelan gempa Intra-Slab, Jakarta ini juga dampaknya ke Jakarta rusak sedang hingga berat dampaknya. Kita fokus ke wilayah Jakarta, tambah Septa.

Meski begitu, Septa menegaskan bahwa skenario gempa ini merupakan hasil pemodelan yang harus disikapi bisa benar dan bisa salah. Selain itu, tidak ada yang bisa memprediksi waktu kapan akan terjadi gempa. Sehingga, penataan mitigasi dan kesiapsiagaan patut menjadi perhatian semua pihak.

Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwokorita Karnawati, dalam kesempatan mengatakan pentingnya pengembangan teknologi untuk menghadapi ancaman tsunami megatrust. BMKG bersama berbagai universitas di Indonesia saat ini tengah mengembangkan sistem pemrosesan tsunami dan gempa bumi yang sepenuhnya dikerjakan oleh pakar-pakar Indonesia.

Sistem baru yang dikenal dengan "Merah Putih" ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap teknologi asing. "Pengembangan Sistem Processing InaTEWS Merah Putih ini adalah manifestasi kemandirian bangsa dan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing," kata Dwokorita dikutip situs resmi.

Topik Menarik