Cegah Penyebaran Mpox, Komisi IX DPR Minta Pintu Masuk ke RI Diperketat dengan Skrining

Cegah Penyebaran Mpox, Komisi IX DPR Minta Pintu Masuk ke RI Diperketat dengan Skrining

Terkini | inews | Kamis, 29 Agustus 2024 - 11:14
share

JAKARTA, iNews.id - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prastiyani Aher meminta pemerintah meningkatkan upaya pencegahan penyebaran virus Monkeypox (Mpox) atau penyakit cacar monyet di Indonesia. Salah satunya dengan memperketat jalur masuk orang ke Indonesia dari luar negeri.

Meningkatnya kasus cacar monyet (monkeypox) di dunia dan kawasan ASEAN harus diwaspadai secara serius oleh pemerintah Indonesia. Langkah cepat dan responsif harus segera diambil untuk menghindari risiko yang lebih buruk," kata Netty, Kamis (29/8/2024).

Diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) menyusul peningkatan kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Afrika. Saat ini, Mpox juga semakin mewabah di ASEAN.

Oleh karena itu, Netty mendorong pemerintah untuk mengikuti protokol WHO dalam menangani monkeypox.

"Misalnya, kita terapkan skrining monkeypox di pintu-pintu masuk dari negara-negara terdampak, khususnya tetangga kita seperti Thailand dan Filipina yang sudah mengonfirmasi kasus baru," ungkapnya.

Menurut Netty, langkah cepat dan responsif seperti itu perlu diambil untuk menghindari risiko yang lebih buruk terhadap penyebarannya. Ia mengatakan, skrining ketat diperlukan di pintu-pintu masuk negara agar penyebaran virus Mpox bisa dicegah.

Apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) yang akan dihelat di Bali pada 1-3 September.

"Kita bisa meningkatkan pengawasan di pintu masuk negara dengan menggunakan thermal scanner. Pastikan semua orang yang masuk ke Indonesia, baik WNI maupun WNA, telah melalui skrining yang ketat dan dibuktikan dengan dokumen kesehatan, tutur Netty.

Komisi IX DPR mendukung Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang mensyaratkan kembali penggunaan aplikasi SatuSehat untuk pelaku perjalanan luar negeri seperti saat pandemi Covid-19 lalu. Netty menilai langkah ini dapat mengefektifkan pencegahan dan penanganan penularan penyakit Mpox.

Tentunya ini harus berlaku untuk siapa saja, tanpa terkecuali. Dan pastikan infrastruktur kesehatannya siap, misalnya untuk karantina dan tindakan medis, serta petugas di lapangan memahami apa yang harus dilakukan jika menemukan suspect, paparnya.

Di Indonesia sudah terdapat 88 kasus kumulatif sejak ditemukan pada tahun 2022 di mana sepanjang tahun 2024, ada 14 kasus monkeypox di Indonesia. Sejauh ini, seluruh pasien dinyatakan sembuh dan tidak mengeluhkan gejala berat.

Kasus Mpox yang menyebar di Indonesia merupakan varian Clade 2b, dengan tingkat fatalitas diyakini lebih rendah ketimbang Clade 1b.

Netty mengatakan, langkah pencegahan akan efektif manakala masyarakat mengetahui apa yang tengah dihadapinya. Dengan pengetahuan yang akurat, masyarakat pun jadi memiliki kesadaran untuk menghindari potensi penyakit.

"Bukan kita ingin menakut-nakuti masyarakat, tapi mencegah lebih baik dari pada mengobati. Terlebih varian clade 1B yang berkembang di Afrika lebih berbahaya dari clade II," tutup Netty.

Topik Menarik