Apa Itu Rabu Wekasan?

Apa Itu Rabu Wekasan?

Terkini | okezone | Selasa, 27 Agustus 2024 - 13:42
share

APA itu rabu wekasan? Banyak orang membahas tentang rabu wekasan atau hari Rabu terakhir pada bulan Safar. Beberapa orang pada rabu wekasan melakukan aktivitas rutin. Biasanya mereka melakukan doa, seperti sholat hajat untuk menolak bala.

Ada juga yang mengatakan rabu wekasan dapat melakukan sholat sunnah hajat sebanyak empat rakaat. Kemudian pada setiap rakaat, setelah membaca Surat Al Fatihah, membaca Surat Al Kautsar sebanyak 17 kali, Surat Al Ikhlash 5 kali, Al Mu'awwidzatain (Surat Al Falaq dan An-Nas) 1 kali.

Dihimpun dari laman Konsultasi Syariah, dai muda asal Yogyakarta Ustadz Ammi Nur Baits ST BA mengungkapkan fenomena rabu wekasan bukan hanya terjadi di Indonesia. Sebab, ternyata kaum Muslimin di belahan dunia lain juga turut membahas hari Rabu terakhir bulan Safar.

Rabu wekasan (Rabu pungkasan) dalam bahasa Jawa, "Rebo" artinya hari Rabu, dan "Wekasan" atau "pungkasan" artinya terakhir. Kemudian istilah ini dipakai untuk menamai hari Rabu terakhir pada bulan Safar. 

Mereka yang perhatian dengan rabu wekasan berkeyakinan bahwa setiap tahun akan turun 320.000 bala, musibah, atau bencana; dan itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir bulan Safar.

Dikarenakan keyakinan ini, sebagian orang mengimbau untuk melakukan bentuk ibadah khusus pada hari itu, terutama orang Syiah. 

Di berbagai forum daring (online), mereka sangat antusias membicarakan rabu wekasan ini. Tidak lupa mereka sebutkan sederet amalan sebagai upaya tolak bala yang sama sekali tidak pernah dicontohkan dalam Islam.

Di antara amalan tersebut adalah mengerjakan sholat empat rakaat dengan satu kali salam dalam rangka tolak bala. Sholat ini dikerjakan pada waktu dhuha atau setelah terbit matahari.

Pada setiap rakaat membaca Surat Al Fatihah kemudian Surat Al Kautsar 17 kali, Surat Al Ikhlas 50 kali, Al Mu'awwidzatain (Surat Al Falaq dan An-Nas) masing-masing 1 kali. 

Ketika salam membaca Surat Yusuf Ayat 21 yang berbunyi:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ.

Artinya: "Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya."

Ayat tersebut dibaca sebanyak 360 kali.

Kemudian ditambah dengan Jauharatul Kamal 3 kali dan ditutup dengan bacaan seperti berikut (Surat Ash-Shaffat Ayat 180–182):

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan sedekah makanan kepada fakir miskin. Tidak cukup sampai di situ, ada juga yang menyuruh untuk membuat rajah-rajah dengan model tulisan tertentu pada secarik kertas, kemudian dimasukkan ke dalam sumur, bak kamar mandi, atau tempat-tempat penampungan air lainnya.

Mereka berkeyakinan, siapa yang melakukan ritual tersebut pada rabu wekasan, dia akan terjaga dari segala bentuk musibah dan bencana yang turun ketika itu. 

Topik Menarik