Update Gempa Gunungkidul M5,8, BNPB: 8 Bangunan Rumah hingga Pasar Rusak Ringan

Update Gempa Gunungkidul M5,8, BNPB: 8 Bangunan Rumah hingga Pasar Rusak Ringan

Terkini | inews | Selasa, 27 Agustus 2024 - 07:32
share

JAKARTA, iNews.id - Sejumlah bangunan terdampak kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,8 yang mengguncang wilayah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Senin (26/8) pukul 19.57 WIB. Data BNPB, delapan bangunan rusak ringan di bagian dinding dan atap.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, gempa bumi ini berdampak pada kerusakan bangunan rumah maupun fasilitas umum.

"Rinciannya, 5 unit rumah rusak ringan di Gunungkidul, 1 unit rumah rusak ringan di Kulonprogo, 1 rumah rusak ringan di Bantul dan 1 unit pasar rusak ringan di Sleman," ujarnya, Selasa (27/8/2024).

Dari laporan visual, kerusakan bangunan rata-rata keretakan di bagian dinding. Sementara itu beberapa atap pasar di Sleman berjatuhan akibat guncangan gempa bumi tersebut.

Dia menjelaskan, pusat gempa bumi berada di titik koordinat 8.78 LS dan 110.27 BT pada kedalaman 30 kilometer. Jika ditarik garis lurus, pusat gempa berada di dasar laut dan berjarak 95 kilometer sebelah barat daya Gununglidul.

"Gempa bumi tersebut dipastikan tidak menimbulkan tsunami," katanya.

Menurutnya hasil pendataan di lapangan, guncangan gempa dirasakan dengan intensitas sedang hingga kuat selama 2-5 detik di beberapa wilayah meliputi Gunungkidul, Kulonprogo, Bantul, Sleman, Klaten, Purworejo, Kebumen, Cilacap dan Pacitan.

Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing wilayah yang terdampak saat ini sedang kaji cepat dan menyusun laporan.

"Sampai saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa," ucapnya.

Tidak Berpengaruh Pada Gunung Merapi

Abdul Muhari mengungkapkan, guncangan gempa bumi tektonik ini terekam seismogram Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). BPPTKG memastikan gempa tidak memengaruhi aktivitas vulkanis Gunung Merapi.

Masyarakat diminta untuk tidak panik namun tetap waspada. Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tidak terpancing dengan isu-isu yang belum dapat diverifikasi kebenarannya. Masyarakat diminta untuk memperbarui informasi kebencanaan hanya melalui sumber dari instansi maupun lembaga terkait.

Sebagai antisipasi gempabumi susulan, masyarakat dapat membuat alat peringatan dini sederhana dengan menyusun secara vertikal kaleng-kaleng bekas yang diisi batu-batu kecil.

Susunan vertikal kaleng bekas ini akan jatuh dan membuat bunyi berisik jika terjadi gempa sebagai penanda bagi masyarakat. Sebab gempa bukan menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa, namun runtuhnya bangunan yang tidak kuat menahan guncangan menjadi ancaman jika terjadi gempa magnitudo besar atau berada pada jalur sesar aktif.

Topik Menarik