Kisah Pilu Perawat di Gaza, Istri dan 4 Anak Kembarnya Tewas Dibom Israel

Kisah Pilu Perawat di Gaza, Istri dan 4 Anak Kembarnya Tewas Dibom Israel

Terkini | inews | Senin, 26 Agustus 2024 - 21:06
share

GAZA, iNews.id - Seorang perawat di Jalur Gaza, Palestina, Ashraf El Attar, kehilangan istri dan enam anaknya akibat serangan udara Israel. Empat dari enam anaknya yang menjadi korban adalah kembar.

Serangan pasukan Zionis itu berlangsung di Deir El Balah, Gaza Tengah, pada Minggu (18/8/2024).

"Seluruh keluarga saya musnah dalam sekejap. Meninggalkan saya tanpa apa pun," kata perawat yang bekerja di Rumah Sakit Eropa, Gaza Selatan, itu kepada BBC.

Rumah keluarganya di diserang pada pagi hari. Attara berada di rumah itu saat serangan terjadi, namun hanya menderita luka ringan.

Korban tewas adalah sang istri yang bekerja sebagai guru, Hala Khattab, serta dan enam anaknya, yakni seorang laki-laki berusia 15 tahun, anak perempuan berusia setahun, dan empat anak kembar empat berusia 10 tahun.

Attar menjelaskan, serangan terjadi sekitar pukul 06.00 saat bersiap-siap untuk pergi. Serangan berlangsung sangat cepat, terdengar suara alarm lalu pingsan.

Begitu sadar, Attar merasakan sakit luar biasa kemudian melihat rumahnya telah hancur.

"Saya dengan putus asa memanggil anak-anak dan istri, tetapi sudah terlambat. Enam anak saya, termasuk empat anak kembar, tewas seketika dalam serangan itu," ujarnya.

Attar menegaskan tak tahu mengapa rumahnya menjadi target serangan.
Dia kini hidup seorang diri, terpaksa menerima kenyataan hidup.

"Saya bekerja tanpa lelah untuk menghidupi keluarga dan melihat anak-anak saya tumbuh dewasa, bermimpi memberi mereka masa depan lebih baik; rumah besar, mobil, dan ponsel. Tapi sekarang semua mimpi itu telah hancur," ujarnya.

"Saya menuntut keadilan bagi keluarga saya. Israel telah melakukan pelanggaran hukum serius," katanya, menegaskan.

Ibu Attar juga bingung mengapa keluarga anaknya diserang padahal tak terkait dengan organisasi apa pun. Putranya hanya pekerja rumah sakit yang membantu orang lemah.

"Putra saya Ashraf bekerja sebagai perawat di rumah sakit Eropa, tempat dia mengabdikan diri untuk membantu pasien. Kami tidak memiliki hubungan dengan organisasi mana pun," katanya.

Topik Menarik