Mensos Risma Kunjungi 18 Wanita PMI Korban TPPO di Kupang
KUPANG - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi 18 wanita asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Sentra Efata Kupang, Kamis (8/8/2024). Mereka merupakan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),
Belasan korban tersebut diketahui adalah calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural yang terjebak di penampungan di Blitar. Mereka berhasil diamankan pada Juli 2024 lalu.
Para korban ini usianya berkisar di antara 17 hingga 41 tahun. Adapun mereka dijanjikan bekerja ke berbagai negara seperti Hongkong, Singapura, hingga Taiwan dengan iming-iming upah tinggi.
Kerja sama yang baik dengan kepolisian, para korban akhirnya dipulangkan ke NTT pada akhir Juli 2024. Kemensos memfasilitasi sepenuhnya pemulangan korban melalui Sentra Efata.
Risma mendengarkan begitu banyak cerita kesulitan hidup di balik keberanian mereka bekerja di luar negeri. Namun, ia mengingatkan bahwa bekerja ke luar negeri bukan pilihan terbaik, seringkali jauh dari yang dibayangkan.
Menurutnya, ada banyak peluang sebenarnya yang bisa dimanfaatkan di negeri sendiri. Salah satunya dengan jalan usaha untuk mendapatkan penghasilan.
"Tidak mudah bekerja di luar negeri. Saya tahu kalian kesulitan, tapi bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Percayalah, Tuhan akan membantu kita, Tuhan tidak tidur. Tuhan akan membantu kita jika kita berusaha," ungkap Risma di hadapan korban.
Risma pun coba menawarkan solusi atas kesulitan masing-masing korban. Untuk Sariyanti Ngongo (25), wanita asal Sumba Barat Daya yang beralasan ingin membiayai orangtua sakit, Risma menawarkan bantuan pengobatan lebih lanjut.
Risma kemudian mengarahkan mereka untuk selanjutnya mulai menggeluti dunia usaha. Kemensos dikatakannya siap memberikan ukungan penuh.
"Jalani saja dulu. Nanti kita bantu modalnya, cara pemasaranya bagaiamana," katanya.
Risma berjanji secepatnya menerjunkan stafnya ke kampung halaman korban untuk melihat kondisi rumah dan kemudian memetakan usaha yang cocok untuk mereka.
IKA Undip Peduli Balita Bermasalah Gizi
"Ini masih muda semua. Harus berani terobos supaya hasilnya tidak biasa-biasa saja. Harus berani. Karena kalau cuma begitu saja, usahanya tidak bergerak-bergerak," ujar Risma.