Bersyukur kepada Allah Taala: Selain Al-Fatihah, 4 Ayat yang Dimulai dengan Alhamdulillah
Pada dasarnya segala nikmat yang diperoleh manusia harus disyukurinya. Prof Dr Quraish Shihab menjelaskan nikmat diartikan oleh sementara ulama sebagai "segala sesuatu yang berlebih dari modal Anda".
"Adakah manusia memiliki sesuatu sebagai modal?" ujar Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" (Mizan, 2007).
Nikmat Allah demikian berlimpah ruah, sehingga Al-Quran menyatakan, " Seandainya kamu (akan) menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya" ( QS Ibrahim [14] : 34). Al-Biqa'i dalam tafsirnya terhadap surat Al-Fatihah mengemukakan bahwa " al-hamdulillah " dalam surat Al-Fatihah menggambarkan segala anugerah Tuhan yang dapat dinikmati oleh makhluk, khususnya manusia.
Itulah sebabnya --tulisnya lebih jauh-- empat surat lain yang juga dimulai dengan al-hamdulillah masing-masing menggambarkan kelompok nikmat Tuhan, sekaligus merupakan perincian dari kandungan nikmat yang dicakup oleh kalimat al-hamdulillah dalam surat Al-Fatihah itu.
Ayat ini adalah isyarat tentang nikmat-nikmat abadi yang akan dianugerahkan Allah kelak setelah mengalami hidup baru di akhirat. Setiap rincian yang terdapat dalam keempat kelompok nikmat yang dicakup oleh keempat surat di atas, menuntut syukur hamba-Nya baik dalam bentuk ucapan al-hamdulillah, maupun pengakuan secara tulus dari lubuk hati, serta mengamalkan perbuatan yang diridhai-Nya.










