Perayaan Idul Fitri 1445 H, Ini Pesan Kiai Kampung untuk Sucikan Diri setelah Ramadhan

Perayaan Idul Fitri 1445 H, Ini Pesan Kiai Kampung untuk Sucikan Diri setelah Ramadhan

Terkini | surabaya.inews.id | Rabu, 10 April 2024 - 09:40
share

GROBOGAN, iNewsSurabaya.id - Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah dilakukan secara meriah di daerah-daerah. Perayaan ditandai dengan Shalat Idul Fitri di masjid sebagai bentuk perayaan kemenangan semua umat Muslim.

Pidato Hari Raya Idul Fitri ini dilakukan di Masjid Ledokan Kalanglundo, Ngaringan Grobogan Jawa Tengah oleh Ustadz Soderi. Ia menuturkan bahwa manusia sangat kecil, tidak ada pilihan selain tawadu pada Allah SWT.

"Hari kemenangan, kito memerangi hawa nafsu, makan minum. Niki adalah kebahagiaan kemenangan kito sedoyo, meningkatkan takwa dalam rangka merayakan dan memaafkan dan berziarah ke tiang sepah kita sedoyo, bersilaturahmi dengan sedulur. (Hari kemenangan kita berperang melawan hawa nafsu, makan minum. Ini adalah kebahagiaan dan kemenangan kita semua, meningkatkan takwa dalam rangka merayakan dan memaafkan dan berziarah ke orang tua kita semua, bersilaturahim dengan saudara)," katanya.

Ustadz Soderi juga mengingatkan untuk membersihkan diri, umat Islam yang telah menjalankan puasa harus mengeluarkan zakat. Karena zakat akan membuat bersih orang yang telah menjalankan ibadah puasa. "Zakat fitrah diri sendiri, nafsi-nafsi kangge ngresiki saget gugurke dosa kita," lanjutnya.

Sementara Kiai Abdul Hadi. S. Pdi mengatakan, orang Islam yang melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh sangat beruntung. "Bejo sing melaksanakan puasa sebulan penuh, nindakaen ibadah, kita sesarengan tindak teng masjid ngarayake hari raya Idul Fitri," katanya.

"Duso kulo panjenengan sedoyo di ampuni allah, poso ditampi Allah," lanjutnya.


Seorang Kiai saat memberikan ceramah untuk mengingatkan umat Islam melaksanakan zakat. Foto iNewsSurabaya/arif

"Kita nembe wangsul saking jihat ageng. Dulu perang badar hanya 200 orang muslim, musuh 1000 orang dari Abu Jahal bisa mengalahkan tiang kafir. Nanging perang sing luwih ageng, yakni merangi howo nafsu, luwe abot timbang perang sing ketok," ujar Kiai Dul panggilan akbar Abdul Hadi.

Topik Menarik