Al Karak Castle, Benteng Crusader di Yordania yang Jadi Rebutan selama Perang Salib

Al Karak Castle, Benteng Crusader di Yordania yang Jadi Rebutan selama Perang Salib

Terkini | semarang.inews.id | Selasa, 26 Maret 2024 - 19:00
share

KARAK, iNewsSemarang.id - Al Karak Castle atau Kastel Al Karak adalah salah satu destinasi wisata yang harus dikunjungi saat berwisata ke Yordania. Kastel yang terletak sekitar 131.6 Km dari ibukota Amman Yordania dibuka untuk umum setiap hari. Kastil Karak yang didirikan oleh Pagan dan Fulk, Raja Yerusalem pada tahun 1140-an ini terletak di atas bukit di ketinggian sekitar 900-1.000 mdpl. Jadi cuaca disana sangat dingin sekitar 14-15 derajat celcius sehingga harus mengenakan cukup jaket yang tebal, sepatu yang nyaman dipakai dan senter.

Dari atas kastel ini kita dapat menikmati pemandangan Kota Karak dari ketinggian. Terdapat juga lubang pengintaian yang masih dapat kita lihat di Benteng Karak atau kastel ini.

Ketika menyusuri reruntuhan Kastel Karak, masih terlihat bekas-bekas dapur, ruangan-ruangan, dan penjara, seperti yang lazim ditemukan di benteng pada zaman dulu.

Kastel Al Karak sering kali menjadi tempat singgah bagi para wisatawan yang sedang menuju ke Petra. Mereka biasanya menghabiskan waktu sekitar satu hingga dua jam untuk bersantai di situs bersejarah ini sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Petra.

Benteng ini memainkan peran yang signifikan dalam Perang Salib karena posisinya yang strategis di rute perdagangan utama antara Damaskus dan Mesir.

Awalnya dikuasai oleh Tentara Salib, namun pada tahun 1187, dalam Pertempuran Hattin, benteng ini jatuh ke tangan pasukan Muslim di bawah pimpinan Sultan Salahuddin Al Ayyubi.

Penguasaan atas Kastil Karak sering kali berpindah tangan antara dinasti yang berbeda, termasuk Tentara Salib, Ayyubiyah, Mamluk, dan Ottoman.

"Seperti yang anda lihat, kami memiliki jenis paket wisata yang berbeda. Jadi kami mempertemukan operator tur dengan media sehingga dapat melihat semua situs atau tempat wisata yang ditawarkan Yordania seperti Al Karak Castle dan Petra, " kata Suhaib di sela acara Astindo FAM Workshop The Indonesian Travel Agents Association, Minggu (10/3/2024).

Jordan Tourism Board, kata Suhaib, ingin sekali menjadikan Yordania sebagai tujuan tunggal (single destinasi) wisata.

"Kita (JTB) ingin mewujudkannya dalam satu paket berwisata untuk pasar Indonesia dan kami menargetkan hal itu dan saya pikir kami bisa mencapainya. Kita punya banyak produk yang bisa ditawarkan di bidang pariwisata. Karena Yordania punya banyak hal untuk ditawarkan," kata Suhaib di sela acara Work Shop di Hotel Landmark Amman Yordania, Minggu (10/3/2024).

Ketua Umum Astindo Pauline Suharno mengatakan keinginan Jordan Tourism Board menawarkan single destination wisata untuk Yordania dikarenakan mereka merasa turis yang datang ke Yordania makin menurun sejak perang Palestina Israel. Karena perjalananan wisata dari Indonesia ke Yordania kebanyakan untuk ibadah atau perjalanan Holy Land.

Sehingga, kata dia, ketika perbatasan Israel ditutup Yordania kena imbasnya karena
banyak sekali grup grup wisata yang masuk dibatalkan. Sehingga mereka berpikir menjadikan Yordania single destination.

"Itu yang ingin dia pertunjukan kepada kita sekarang ini Jordan is Single Destination dan Yordania ini terbuka bukan cuma untuk Holy Land Kristen aja tapi juga untuk yang memang umrah atau umat muslim bisa juga untuk mampir ke Yordania untuk melanjutkan perjalanan mereka," kata Pauline.

Makanya, kata Pauline, Astindo kali ini pun diminta untuk mengundang media dan juga New Blood. "Jadi New Blood itu dalam arti kata travel agent yang belum pernah jual Yordania sebelumnya. Jadi saya pilih teman teman travel agen yang sebelumnya ga pernah jual holy land dan umroh tour operation tidak pernah jual Yordania makanya kita kombinasikan ada media, ada yang belum pernah jual Yordania lalu ada juga pemain umrah yang ga pernah jual Yordania," pungkasnya.

Topik Menarik