5 Pernyataan Roy Suryo soal Kejanggalan Sirekap, Anomali Angka hingga Server di Singapura

5 Pernyataan Roy Suryo soal Kejanggalan Sirekap, Anomali Angka hingga Server di Singapura

Terkini | inews | Minggu, 18 Februari 2024 - 04:00
share

JAKARTA, iNews.id - Pemerhati telematika Roy Suryo mendesak agar teknologi informasi atau IT KPU diperiksa dan diaudit forensik. Hal itu merespons berbagai permasalahan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap).

Sejumlah masalah ditemukan dalam tata kelola Sirekap. Salah satu contohnya di Pamulang pada hari pemungutan suara, petugas KPPS tak bisa mengakses Sirekap KPU hingga pukul 02.00 WIB.

Alhasil, petugas KPPS memutuskan mengunggah Formulir C Hasil ke Google Drive.

Berikut ini lima fakta soal kejanggalan Sirekap seperti dirangkum iNews.id , Sabtu (17/2/2024):


1. Sirekap Harus Diaudit Total

Roy Suryo menyarankan agar IT KPU diperiksa dan diaudit forensik.
Audit forensik diperlukan agar legitimasi data Sirekap dapat dipercaya.

Sirekap harus diaudit sebelum dan sesudah dipakai, karena banyak kesalahan dan menjadi trending topic.

"Saya sarankan periksa dan audit forensik IT KPU agar legitimasi data yang dihasilkan bisa dipercaya dan sah secara hukum untuk hasil Pemilu 2024," kata Roy dalam keterangannya, Sabtu (17/2/2024).

Menurutnya, jika pemeriksaan tidak dilakukan maka aplikasi Sirekap dinilai tidak memiliki keabsahan data. Keabsahan data yang dikeluarkan akan selalu dipertanyakan.

2. Muncul Anomali Angka di Sirekap

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengatakan, sertifikasi Sirekap hanya didapatkan dari Kominfo bukan institusi yang lebih kompeten seperti BRIN. Belum lagi sertifikasi hanya mencakup aplikasi dan tidak terhadap sumber daya manusia atau operator yang menjalankan.

"Oleh karena itu menjadi tidak aneh kalau banyak sekali anomali seperti seringnya angka salah dipindai misalnya 1 menjadi 7 atau bahkan 4, juga penambahan desimal yang membuat jumlahnya fantastis sampai ribuan, padahal lazimnya 1 TPS hanya berkapasitas 300 orang," kata Roy.

"Tuduhan adanya algoritma sisipan seperti yang disampaikan berbagai pihak pun menjadi tidak bisa dihindari, karena kesalahan ini terjadi secara nyaris seperti TSM (Terstruktur Sistematis Masif) di banyak tempat, tidak hanya hitungan jari," ujarnya.

Aplikasi Sirekap. (Foto: Antara)
Aplikasi Sirekap. (Foto: Antara)

3. Sirekap Gunakan Teknologi Lama

Roy Suryo menjelaskan bahwa Sirekap menggunakan teknologi OCR dan OMR yang sudah ada sejak 110 tahun lalu.
Teknologi Sirekap bukan hal baru dan sudah umum dipakai.

Sirekap tidak canggih dan jarang terjadi error, namun masif terjadi error dalam Pemilu 2024.

4. Sirekap Pakai Server Singapura

Roy Suryo menyebut, situs Sirekap terhubung dengan Alibaba Cloud yang beralamat di Singapura. Menurutnya, secara teknis Sirekap-web.kpu.go.id yang digunakan petugas KPPS terhubung dengan IP Address 170.33.13.

"Jika ditelusuri alamat website tersebut mengarah pada "Alibaba Singapura". Kemudian, website pemilu2024.kpu.go.id terhubung dengan Zhejiang Taobao Network Co., Ltd," kata Roy dalam keterangannya, Sabtu (17/2/2024).

Roy menyinggung, hal ini terkait dengan etika. Sementara Undang-Undang Data Pribadi (UU PDP) yang disahkan sejak 17 Oktober 2022 lalu secara efektif baru akan wajib digunakan 2 tahun setelah diundangkan, alias beberapa bulan lagi.

"Jadi pemanfaatan server Alibaba di luar negeri ini memang belum bisa dipidana secara hukum, namun sangat tidak etis masih dipakai mengingat seharusnya KPU mempertimbangkan SDM nasional dari Indonesia sendiri, apalagi biaya yang digunakan sangat besar," ujar Roy.

5. Bisa Berdampak ke Kepercayaan Publik


Roy Suryo mengkhawatirkan bahwa masalah teknis yang terjadi dengan Sirekap dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap hasil Pemilu 2024. Dia menegaskan pentingnya menyampaikan masukan korektif demi kebaikan Indonesia, tanpa memandang afiliasi politik.

"Sirekap ini belum pernah diuji teknik dan publik secara benar-benar terbuka dan diawasi oleh tim independen," ujarnya.

Topik Menarik