Mengenal Sejarah Wayang Kulit Ciptaan Kanjeng Sunan Kalijaga, Warisan Budaya yang Diakui UNESCO

Mengenal Sejarah Wayang Kulit Ciptaan Kanjeng Sunan Kalijaga, Warisan Budaya yang Diakui UNESCO

Terkini | pemalang.inews.id | Rabu, 29 November 2023 - 17:29
share

PEMALANG, iNewsPemalang.id -Masyarakat Jawa kaya akan budaya daerah, di antaranya wayang kulit, yang sudah tak asing lagi khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berbeda dengan wayang golek yang lebih terkenal di Jawa Barat.

Wayang kulit merupakan karya kebudayaan yang mengagumkan dengan cerita narasi yang mengedukasi, dan merupakan sebuah warisan yang indah dan berharga, dan telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003.

Dalam cerita narasi wayang kulit biasanya melakonkan sebuah kehidupan masyarakat dengan tema kisah antara kebaikan dan kejahatan, di mana kedua sifat berlawanan ini selalu ada dalam diri manusia.

Sejarah wayang kulit sendiri menurut kepercayaan dan sastra Jawa, konon diciptakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga yang juga adalah seorang tokoh masyhur dari Wali Songo.

Sunan Kalijaga merupakan keturunan Bangsawan Ponorogo, Arya Wiraraja. Pada masa itu masyarakat Indonesia terutama masyarakat suku Jawa menggemari pertunjukan Wayang Beber, di mana dalam Islam melukis diatas kertas dianggap Haram (dilarang).

Melihat hal demikian itu maka Kanjeng Sunan Kalijaga mencari solusi, lalu memodifikasi bahan material dari karakter Wayang yang semula terbuat dari Daluang (kertas Ponoragan) kemudian diganti menggunakan bahan dasar Kulit sapi, atau kerbau.

Dalam perjalanannya, wayang kulit lalu digunakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga sebagai syiar agama Islam melalui jalur budaya tradisional. Hingga saat ini karya agung wali tersohor tersebut melekat erat dengan masyarakat Jawa.

Wayang berasal dari kata "Ma Hyang" yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah

Dalam istilah bahasa Jawa, wayang memiliki arti atau makna bayangan. Hal itu lantaran para penonton pertunjukan dapat menyaksikan wayang dari belakang kelir yang bentuknya adalah bayangan.

Namun, sumber lain menyebut kata wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa.

Wayang kulit biasanya dimainkan oleh seorang dalang yang sekaligus menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan sejumlah pesinden sebagai penyanyinya.

Cerita wayang umumnya diambil dari kisah Mahabharata dan Ramayana. Namun tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut. Beberapa cerita juga diambil dari kisah Panji, Rohani dari agama Islam, Kristen, Hindu, Budha.

Topik Menarik