Sumber Ledakan Misterius di Luar Angkasa Akhirnya Terpecahkan
Para ilmuwan harus berpikir keras selama bertahun-tahun untuk mencari sumber ledakan radio misterius , tetapi sekarang mereka akhirnya memiliki jawaban.
Semburan gelombang radio yang berulang, yang ditemukan pada tahun 2022, telah menjadi sumber keingintahuan sejak ditemukan.
Namun, penelitian baru telah mengungkap asal sinyal-sinyal ini di luar angkasa . Salah satu sinyal yang berdenyut dilacak kembali ke sumbernya katai merah, bintang umum di galaksi Bima Sakti, yang kemungkinan berada dalam orbit biner dengan katai putih - inti yang tersisa dari bintang yang sekarat.
ItuTim Live Science menemukan "pulsasi radio periodik", yang berulang setiap 18 menit yang berasal dari luar angkasa. Pulsasi ini berkelebat selama tiga bulan dan kemudian menghilang. Teori saat ini mengatakan pulsar, sejenis bintang neutron, seharusnya tidak menghasilkan jenis gelombang radio yang terlihat.
Para ilmuwan menemukan dua objek langit baru di galaksi kita, yaitu galaksi cincin kutub potensial NGC 4632. Gambar tersebut menunjukkan cincin gas yang beredar tegak lurus di cakram spiral utama galaksi. [Kredit: Jayanne English (U. Manitoba), Nathan Deg (Queen's U.) & Survei WALLABY, CSIRO / ASKAP, NAOJ / Teleskop Subaru]
Meskipun telah diteliti selama 50 tahun, cara pulsar memancarkan radiasi masih belum dipahami dengan baik. Sejak tahun 2022, semakin banyak sumber radio yang berkedip lambat telah ditemukan. Masing-masing ditemukan jauh di dalam Bima Sakti, sehingga sangat sulit untuk menentukan jenis bintang atau objek yang menghasilkan gelombang radio misterius tersebut.
Para ilmuwan memindai langit menggunakan teleskop radio Murchison Widefield Array, yang terletak di Australia Barat . Teleskop ini dapat mengamati 1.000 derajat persegi langit setiap menit.
Data tersebut diproses untuk menemukan sinyal di wilayah "yang jarang penduduknya" di Bima Sakti. Sebuah sumber baru ditemukan, bernama GLEAM-X J0704-37. Sumber ini menghasilkan denyut gelombang radio yang berlangsung selama satu menit setiap 2,9 jam. Hal ini menjadikannya "transien periode panjang paling lambat yang ditemukan sejauh ini".
Pengamatan lanjutan dilakukan menggunakan teleskop MeerKAT di Afrika Selatan , yang menunjukkan lokasi tepat gelombang radio gelombang tersebut berasal dari bintang katai merah.
Meskipun menyusun 70 bintang di Bima Sakti, katai merah sangat redup sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa pemancar gelombang tersebut bukanlah katai merah itu sendiri, tetapi objek tak terlihat yang berada dalam orbit biner dengannya. Para ilmuwan yakin objek kedua ini adalah katai putih.