Kesehatan Tanah di Seluruh Dunia Menurun Drastis

Kesehatan Tanah di Seluruh Dunia Menurun Drastis

Teknologi | sindonews | Selasa, 10 Desember 2024 - 20:47
share

Perubahan iklim t idak bisa dihentikan jika degradasi (penurunan kualitas) tanah terus terjadi, kata laporan yang akan segera dirilis dari organisasi riset antarpemerintah yang berada di bawah pengawasan PBB.

Ada tiga kali lebih banyak karbon di tanah daripada di atmosfer tetapi karbon itu dilepaskan oleh deforestasi (pengrusakan hutan) dan sistem pertanian yang buruk.

Tanah yang tererosi, dipadatkan oleh mesin dan alat berat, dijadikan kompleks bangunan, dan irigasi berlebihan juga berkontribusi pada sasalah ini.

Sebuah studi baru-baru ini di jurnal Nature menjelaskan tanah adalah rumah bagi hampir 60 persen dari semua spesies.

Tanah menjadi topik hangat ketika negara-negara berkumpul di Riyadh, Arab Saudi untuk Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) Konvensi PBB untuk Memerangi Penggurunan (UNCCD). Para negosiator dijadwalkan untuk membahas komitmen yang telah dibuat negara-negara untuk membendung hilangnya tanah dan mencapai netralitas degradasi lahan pada tahun 2030.

Degradasi tanah berdampak pada ketahanan pangan, sistem air, keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim, kata Bruno Pozzi, Wakil Direktur Divisi Ekosistem di Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).

Dengan mengatasi akar penyebab degradasi tanah, kita dapat memulihkan kesehatan tanah dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi ratusan juta orang.

Pada Hari Tanah Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Desember, UNEP menguraikan lima alasan utama penurunan kesehatan tanah dan solusi potensial.

Ada ketidakpastian tentang tingkat pasti degradasi tanah global, tetapi titik utama dilaporkan berada di Amerika Selatan, di mana hutan ditebang; Sub-Sahara Afrika; India dan China.

Ilmuwan tanah di kedua negara Asia terbesar khawatir bahwa kemampuan mereka untuk menanam makanan mereka sendiri dapat dikompromikan.

Sementara di Amerika Serikat, beberapa tanah sedang dipulihkan karena hutan mengambil alih tanah berkualitas buruk yang sebelumnya dikerjakan oleh petani kecil, tetapi yang lain masih terdegradasi.

Inggris juga terdampak. Beberapa ladang jagung di Inggris barat daya menderita degradasi tanah yang besar dengan curah hujan yang tinggi karena menanam daun jagung di tanah terbuka. Hujan deras lebih mungkin terjadi di bawah perubahan iklim.

Erosi juga merupakan masalah lama di Dataran Rendah Fens, Inggris yang subur, di mana pada hari-hari kering partikel tanah gambut kadang-kadang membentuk semacam kabut asap yang disebut Fen Blow.

Gambut memiliki kandungan karbon tinggi dan sebuah makalah baru-baru ini menunjukkan bahwa ada jauh lebih banyak karbon yang hilang dari lahan gambut daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Topik Menarik