4 Suku Primitif di Hutan Amazon: Perjuangan untuk Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Modernitas

4 Suku Primitif di Hutan Amazon: Perjuangan untuk Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Modernitas

Teknologi | sindonews | Sabtu, 23 November 2024 - 08:59
share

Jauh di dalam hutan Amazon yang luas dan lebat, tersembunyi lebih dari seratus suku yang hidup dalam masyarakat primitif, terisolasi dari peradaban modern. Beberapa dari mereka terlihat secara kebetulan, beberapa diteliti, beberapa bertransisi ke kehidupan modern, dan sayangnya, beberapa di ambang kepunahan.

Ironisnya, ancaman terbesar bagi suku-suku ini datang dari dunia modern yang seharusnya "beradab". Deforestasi, pertanian ilegal, dan penambangan telah merusak habitat mereka dan mengancam keberadaan mereka.

"Kita tidak memiliki sikap yang damai terhadap mereka. Tidak peduli berapa banyak larangan dan perlindungan yang diberlakukan pemerintah, ada petani dan penambang ilegal yang bekerja di hutan ini," tulis seorang peneliti.

Funai: Melindungi Hak dan Budaya Suku Pedalaman

Di Brasil, organisasi bernama FUNAI (Fundação Nacional do Índio) didirikan pada 1967 untuk melindungi hak dan budaya masyarakat adat. FUNAI telah mendaftarkan lebih dari seratus komunitas dan melakukan studi komprehensif tentang mereka. Beberapa suku telah punah, sementara yang lain berjuang untuk menghindari kontak dengan dunia luar dan mempertahankan cara hidup tradisional mereka.

Suku-suku Pedalaman Amazon yang Terkenal

Meskipun terisolasi, beberapa suku pedalaman Amazon telah terdokumentasi melalui foto, video, dan kontak dengan dunia luar.

1. Suku Yanomami (Yanomamo)

Salah satu suku paling primitif di dunia, hidup di DAS sungai Orinoco, di perbatasan Venezuela dan Brasil. Populasi sekitar 35.000 jiwa yang tersebar di 200-250 desa.

Terancam punah akibat konflik dengan penambang dan petani ilegal yang mencari emas. Rentan terhadap kekerasan dan agresi, yang merupakan bagian dari nilai-nilai sakral mereka.

Memiliki ritual unik dalam menghormati leluhur, yaitu dengan membakar tulang jenazah dan mencampurnya ke dalam sup pisang. Tinggal di struktur berbentuk bulat tradisional yang disebut shabono.

2. Suku Awa

Suku yang terancam punah di pedalaman Amazon, populasinya kini hanya tersisa beberapa ratus orang. Hidup harmonis dengan alam dan hewan, bahkan menyusui dan membesarkan bayi monyet dan tupai. Terisolasi dari dunia luar dan jarang terlihat.

"Bagi Awa, keluarga adalah salah satu hal terpenting dalam hidup. Mereka bahkan melihat hewan sebagai anggota keluarga," kata Domenico Pugliese, seorang fotografer yang berhasil bertemu dengan suku Awa.

3. Suku Piraha

Disebut sebagai "Orang Paling Bahagia di Dunia" oleh antropolog Daniel Everett yang telah meneliti dan hidup bersama mereka sejak tahun 1977.

Hidup bebas tanpa hierarki sosial dan hanya bekerja secukupnya untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Tidak memiliki alfabet atau angka, berkomunikasi dengan suara, siulan, dan meniru suara hewan. Tidak mengenal konsep masa lalu dan masa depan, hanya hidup di "saat ini".

4. Suku Mashco Piro

Hidup terisolasi di hutan Amazon Peru. Mulai sering muncul di bagian hulu Sungai Madre de Dios sejak tahun 2012 akibat penyempitan wilayah hidup mereka karena aktivitas ilegal seperti pertanian, penambangan, dan perdagangan narkoba.

Sering berkonflik dengan penduduk desa di seberang sungai. "Orang-orang ini cepat atau lambat akan muncul, mereka akan dihubungi satu per satu dalam 10 tahun ke depan," kata Jose Carlos Meirelles, yang telah bekerja untuk melindungi masyarakat adat di wilayah ini selama lebihdari40tahun.

Topik Menarik