Ilmuwan Temukan Lokasi Bongkahan Kerak Bumi yang Hilang

Ilmuwan Temukan Lokasi Bongkahan Kerak Bumi yang Hilang

Teknologi | sindonews | Senin, 18 November 2024 - 23:13
share

Dunia terus-menerus melemparkan pertanyaan membingungkan kepada para ilmuwan, dengan teknologi baru seperti pencitraan ruang angkasa membantu mereka memecahkan misteri.

Misteri yang membingungkan para ahli selama lebih dari satu abad merujuk pada lempengan besar kerak Bumi yang hilang dari catatan geologi.

Bukti baru telah mengungkapkan bahwa hilangnya mereka mungkin disebabkan oleh erosi gletser parah yang terjadi pada masa yang dikenal sebagai “Bumi Bola Salju” ketika hampir seluruh planet tertutup es.

Hasilnya adalah kesenjangan dalam catatan sedimen yang terjadi ketika usia batuan berubah drastis akibat erosi batuan sebelumnya.

Fenomena ini diamati pada tahun 1869 di Grand Canyon di Arizona. Para ahli mencatat bahwa usia batuan berubah drastis dan menemukan bahwa hal ini terjadi di beberapa tempat di seluruh dunia, sehingga diberi nama The Great Unconformity.

Penulis menghitung bahwa rata-rata global 3-5 kilometer (2-3 mil) batuan terkikis akibat erosi gletser sehingga batuan tersebut “hilang” dari catatan.

Penulis utama studi, Dr Brenhin Keller dari Berkeley Geochronology Center, menjelaskan bahwa skala hilangnya batuan sangat besar, dan memperkirakan, bersama dengan rekan-rekannya, bahwa satu miliar kilometer kubik (200 juta mil kubik) material pra-Kambrium hilang berdasarkan apa yang diperkirakan ada.

Teori mereka menunjukkan bahwa ada lebih banyak erosi yang terjadi sebelum dimulainya era Fanerozoikum daripada yang diperkirakan para ahli sebelumnya, dan mereka menyajikan bukti yang menunjukkan kristal dari era itu memiliki isotop hafnium dan oksigen.

Isotipe ini konsisten dengan erosi dari batuan tua dan pengendapan pada suhu rendah. Teori mereka juga menunjukkan bahwa inilah sebabnya ada banyak kawah asteroid yang berusia kurang dari 700 juta tahun dan hanya dua yang berusia lebih tua dari itu.

Mengenai lokasi batu saat ini, diduga bahwa gletser yang mengikis batuan sedimen juga menghanyutkannya ke laut.

Topik Menarik