Lebih Tua dari Singa, Spesies Kucing Bertaring Tajam Ditemukan

Lebih Tua dari Singa, Spesies Kucing Bertaring Tajam Ditemukan

Teknologi | sindonews | Minggu, 17 November 2024 - 07:45
share

Permafrost Siberia telah memberikan kejutan lain bagi para ilmuwan. Pada tahun 2020, seekor anak kucing bertaring tajam ditemukan terawetkan di tanah beku.

Sebuah tim peneliti kini telah merinci temuan mereka dalam sebuah studi yang diterbitkan minggu ini di jurnal Nature Scientific Reports.

Khususnya, pada tahun 2018, lapisan tanah beku juga memperlihatkan seekor anak singa gua yang terawetkan dengan sangat baik. Kondisinya hampir sempurna.

Mumi kucing bertaring tajam ini terdiri dari seluruh kepala hewan dan satu tungkai depan, bahu dan tulang rusuk, serta satu tungkai belakangnya. Untuk memahami spesies kucing bertaring tajam mana yang termasuk mumi tersebut, tim memutuskan untuk mempelajari kepala dan ciri-ciri gigi mumi tersebut.

Para peneliti mengatakan bahwa mumi kucing itu ribuan tahun lebih tua daripada anak singa yang ditemukan dua tahun sebelumnya. Penanggalan radiokarbon yang dilakukan pada anak kucing itu menunjukkan bahwa usianya sekitar 31.800 tahun.

Ini berarti anak singa itu telah mati selama hampir 15.000 tahun ketika lukisan gua tertua di Lascaux digambar oleh manusia.

Tim peneliti melakukan analisis komparatif menggunakan bangkai anak singa berusia tiga minggu, Gizmodo melaporkan. Mereka melakukan pemindaian CT pada mumi tersebut untuk mengungkap struktur kerangkanya secara non-invasif.

Para peneliti merekonstruksi tengkorak mumi berdasarkan sisi kanan tengkoraknya yang sedikit cacat tetapi terawat baik.

Analisis menunjukkan bahwa kucing bertaring tajam adalah spesimen Homotherium latidens. Ia juga dikenal sebagai kucing bertaring tajam. Ia adalah predator bertaring tajam dengan gigi seri yang lebih pendek daripada kucing bertaring tajam lainnya seperti Smilodon.

Mereka dapat berlari dalam jarak jauh dan lebih ramping. Leher kucing bertaring pedang dua kali lebih tebal dari leher anak singa. Temuan ini menegaskan bahwa Homotherium menjelajahi Asia masa kini pada Akhir Pleistosen, tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

“Jadi, untuk pertama kalinya dalam sejarah penelitian paleontologi, penampakan mamalia punah yang tidak memiliki analogi dalam fauna modern telah dipelajari secara langsung,” tulis tim tersebut.

Para ilmuwan meyakini temuan ini dapat menuntun mereka untuk mempelajari lebih banyak lagi tentang zaman kuno.

Topik Menarik