Teliti Reruntuhan Pompeii, Arkeolog Temukan Fakta Menjijikkan Kaum Sodom

Teliti Reruntuhan Pompeii, Arkeolog Temukan Fakta Menjijikkan Kaum Sodom

Teknologi | sindonews | Senin, 11 November 2024 - 20:43
share

Ilmuwan memvonis bahwa "Dua Gadis" yang ditemukan dalam keadaan tragis berpelukan di reruntuhan Pompeii kemungkinan besar adalah sepasang kekasih lesbian.

Penduduk Pompeii meninggal secara tragis setelah Gunung Vesuvius meletus 2.000 tahun lalu dan tubuh mereka yang diawetkan telah menceritakan kisah tragis tentang saat-saat terakhir mereka.

Mayat yang berpelukan itu diberi nama "Dua Gadis" karena mereka terperangkap dalam pelukan abadi.

Akan tetapi, analisis DNA baru pada mayat tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan pasangan itu membutuhkan nama baru.

Dalam analisis DNA baru, para peneliti dari Institut Max Planck menemukan bahwa setidaknya satu, jika tidak keduanya, adalah seorang pria.

Salah satu penulis studi tersebut, David Reich mengatakan, "Sepasang individu yang dianggap sebagai saudara perempuan, atau ibu dan anak, ternyata memiliki setidaknya satu laki-laki secara genetik. Temuan ini menantang asumsi gender dan keluarga tradisional."

Meskipun hakikat sebenarnya hubungan mereka tidak jelas, menurut para ahli mereka dapat menjadi sepasang kekasih lesbian.

Kepala situs arkeologi Pompeii, Massimo Osanna, mengatakan, "Fakta bahwa mereka adalah sepasang kekasih adalah hipotesis yang tidak dapat dikesampingkan."

Sebelumnya, keduanya diyakini sebagai ibu dan anak, dua saudara perempuan atau sepasang kekasih. Namun, penemuan baru bahwa salah satu dari mereka adalah seorang pria telah menantang teori ini.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menyatakan, "Pemindaian CT pada elemen rangka yang diawetkan dalam gips menghasilkan perkiraan usia 14–19 untuk individu 21 dan usia dewasa muda untuk individu 22."

Para ahli bahkan sebelumnya mengatakan bahwa hubungan mereka "tidak akan pernah bisa diverifikasi".

"Ketika penemuan ini dilakukan, bahwa mereka bukanlah dua gadis muda, beberapa ilmuwan menduga mungkin ada hubungan emosional antara keduanya," kata Profesor Stefano Vanacore, yang memimpin tim peneliti yang memeriksa pasangan tersebut pada tahun 2017.

"Namun, kita berbicara tentang hipotesis yang tidak akan pernah bisa diverifikasi. Yang pasti, kedua pihak itu bukan saudara kandung, bukan saudara kandung, bukan pula ayah dan anak," imbuhnya.

Topik Menarik