Setelah Empat Abad, Mayat Santa dari Avila Masih Utuh

Setelah Empat Abad, Mayat Santa dari Avila Masih Utuh

Teknologi | sindonews | Jum'at, 13 September 2024 - 17:06
share

Untuk pertama kalinya dalam 110 tahun, makam St. Teresa dari Avila dibuka. Ternyata jenazahnya masih dalam kondisi utuh tanpa pembusukan yang masif.

Makam Santa yang meninggal pada 1582 itu dibuka untuk kepentingan para ahli medis dan ilmuwan memeriksa jenazahnya. Meskipun telah terkubur di dalam peti mati perak yang dilapisi marmer selama hampir 450 tahun, tubuhnya tidak mengalami pembusukan yang signifikan. Hal ini luar biasa, mengingat tidak ada upaya khusus untuk mengawetkan jenazahnya saat ia meninggal.

"Hari ini makam St. Teresa dibuka dan kami telah memverifikasi bahwa keadaannya masih sama seperti terakhir kali dibuka pada 1914," ujar Pastor Marco Chiesa dari Biara Karmelit Alba de Tormes melansir Ancient Origins, Jumat (13/9/2024).

Keuskupan Avila telah melakukan upaya luar biasa untuk memastikan jenazah santa yang mereka hormati terlindungi dari pencurian. Bertahun-tahun lalu, mereka memasang tiga kunci di gerbang luar makamnya, menambahkan tiga kunci lagi di pintu makam, dan bahkan menambahkan empat kunci di peti matinya, yang semuanya membutuhkan kunci yang berbeda untuk dibuka.

Baca Juga: Jenazah Biarawati Missouri Tetap Utuh setelah 4 Tahun Dimakamkan

Setelah semua kunci dibuka dan akses ke peti mati didapatkan, peti itu dipindahkan ke ruangan khusus yang disiapkan untuk proyek ilmiah. Jenazah kemudian dikeluarkan dengan hati-hati dari peti mati agar para ahli memeriksa jenazahnya dengan cermat, sambil mengambil banyak foto dan rontgen.

Para peneliti membandingkan foto-foto baru tubuhnya dengan yang diambil pada awal abad ke-20, untuk memastikan bahwa kondisinya tidak berubah. Pastor Chiesa mengakui bahwa para peneliti mengalami beberapa kesulitan dalam membandingkan gambar baru dengan yang diambil pada 1914, karena dokumentasi terakhir berupa foto hitam putih.

Namun, para peneliti memastikan bagian yang terbuka, yaitu wajah dan kaki, sama seperti pada 1914. Selain tubuh sang santa, hati dan satu lengan yang terlepas juga diawetkan dalam peti mati sebagai relik suci. Salah satu tangannya juga diawetkan sebagai relik, meskipun disimpan secara terpisah di kota Ronda, Spanyol. Tangan tersebut dikirim ke Alba de Tormes agar diperiksa bersama dengan tubuh dan relik lainnya.

Baca Juga: Fenomena Jenazah Tetap Utuh Setelah Dikubur Bertahun-Tahun, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Beberapa bulan mendatang, para peneliti yang terlibat dalam studi ini akan menganalisis gambar-gambar yang mereka kumpulkan di laboratorium. Setelah hasilnya dirilis, mereka akan memberikan rekomendasi tentang cara terbaik untuk menjaga agar jenazah St. Teresa tetap dalam kondisi sempurna untuk waktu yang tidak terbatas.

Para Karmelit dapat menelusuri asal usul mereka hingga abad ke-13, tetapi pada 1562, St. Teresa sendiri mendirikan komunitas Karmelit baru di tanah kelahirannya, Spanyol. Ordo baru ini dikenal sebagai Karmelit Tanpa Alas Kaki (Discalced Carmelites), dan seperti pendirinya, mereka berjalan tanpa alas kaki atau hanya mengenakan sandal.

Selama proyek ini berlangsung, para peneliti melihat adanya duri kalsium atau taji pada tumit kaki St. Teresa. Bentuka ini berupa endapan kalsium yang dapat tumbuh ketika kaki berada di bawah banyak tekanan, dan dapat sangat menyakitkan untuk berjalan. Para peneliti mengatakan taji ini akan berkembang akibat sering berjalan tanpa alas kaki, seperti yang sering dilakukan oleh St. Teresa.

"Menganalisis kaki di Roma, kami melihat adanya duri kalsium yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk berjalan," kata Chiesa kepada Daily Mail.

Kondisi ini bukan satu-satunya masalah kesehatan yang dihadapi St. Teresa. Ia juga menderita sakit perut dan kejang, serta sering pusing yang kadang menyebabkannya pingsan.

Namun, meskipun menghadapi kesulitan kesehatan, dedikasinya terhadap gereja dan misinya tidak pernah goyah. Karyanya sebagai organisator dan usahanya yang tak kenal lelah sebagai pembaharu, Teresa dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada 1622.

Saat ini, St. Teresa berperan sebagai pelindung bagi berbagai orang, termasuk mereka yang membutuhkan anugerah, mereka yang berduka karena kehilangan orang tua, individu dalam ordo religius, orang-orang yang diejek karena kesalehan mereka, dan mereka yang menderita penyakit. Ia bahkan diakui sebagai pelindung para pemain catur dan pembuat renda, yang menunjukkan betapa populernya dia di kalangan umat Katolik hingga zaman modern ini.

Topik Menarik