Astronot NASA Tangkap Kilatan Cahaya Misterius di ISS

Astronot NASA , Matthew Dominick, yang saat ini berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), baru-baru ini menangkap rekaman yang mengungkapkan fenomena langka dan misterius di atmosfer Bumi.

Ketika Dominick sedang membuat timelapse untuk menangkap pemandangan luar biasa Bumi dari atas Afrika Utara, ia menemukan sesuatu yang sangat menarik: kilatan hijau yang tidak biasa.

Dalam timelapse yang diambil dari ISS, Dominick awalnya berusaha menangkap gambar pemandangan Bumi yang spektakuler, termasuk badai petir yang umum terlihat dari luar angkasa. Namun, saat meninjau rekaman tersebut, ia menemukan sebuah bola api terang yang memasuki atmosfer Bumi.

Kilatan hijau tersebut diduga merupakan sebuah bolide, yaitu meteor yang sangat terang yang meledak saat memasuki atmosfer Bumi. Bolide adalah meteor yang lebih terang daripada meteor biasa, dan dapat menghasilkan kilatan yang sangat mencolok saat meledak.

Dominick mencatat bahwa badai petir, yang sering terlihat dari luar angkasa sebagai cahaya berkelap-kelip, bukanlah fokus dari penemuan ini. Sebaliknya, kilatan hijau yang terlihat dalam rekaman ini adalah hasil dari bolide yang terbakar di atmosfer Bumi.

Dominick memposting rekaman dan informasi tersebut di Twitter, menjelaskan bahwa ia menggunakan pengaturan ISO tinggi untuk menangkap gambar-gambar tersebut, dan ketika memeriksa hasilnya, ia menemukan bolide tersebut. Ia juga mencantumkan waktu dan tanggal terjadinya meteor tersebut, yaitu pada 2 September 2024 pukul 20:12:20 GMT.

Dominick meminta bantuan publik untuk mengidentifikasi jenis meteor ini dengan lebih detail, dan berharap dapat memperoleh lebih banyak informasi tentang fenomena yang baru ditemukannya tersebut. Ia mengundang orang-orang yang mengetahui tentang bolide atau meteor untuk berbagi pengetahuan mereka.

Penemuan ini menyoroti kekayaan dan kompleksitas fenomena alam yang dapat diamati dari luar angkasa, serta memberikan wawasan tentang bagaimana objek luar angkasa berinteraksi dengan atmosfer Bumi. Rekaman ini juga menunjukkan bagaimana teknologi dan media sosial memungkinkan penemuan ilmiah dan pertukaran informasi yang lebih luas.