Kama Sutra Mesir Kuno Ditemukan, Adegan Vulgar Terlukis di Makam Theban TT38

Kama Sutra Mesir Kuno Ditemukan, Adegan Vulgar Terlukis di Makam Theban TT38

Teknologi | sindonews | Selasa, 3 September 2024 - 12:25
share

Bercinta adalah salah satu kebutuhan penting bagi manusia, entah tujuannya untuk mendapatkan keturunan maupun untuk hiburan semata.

Kama Sutra, salah satu dokumentasi seni bercinta yang paling populer diketahui sudah berumur sekitar 2000 tahun, tapi ternyata kebudayaan Mesir kuno telah membuat dokumentasi serupa sekitar seribu tahun sebelumnya.

Seperti dilansir dari National Geographic, Bukti budaya seksual Mesir Kuno terungkap lewat Makam Theban TT38, tersembunyi di dalam nekropolis Sheikh Abd el-Qurna di tepi barat Sungai Nil, sebuah adegan yang memikat menawan pandangan, menghidupkan kembali dunia Mesir kuno.

Tempat peristirahatan terakhir Djeserkaraseneb, seorang pejabat terkemuka yang menjabat sebagai Penulis dan Penghitung Butiran di Gudang Amun pada masa pemerintahan Thutmose IV, memamerkan bukan hanya sejarahnya yang agung, tetapi juga kisah persiapan pesta megah yang mendebarkan, melalui lukisan di dinding-dinding abadinya.

Adegan itu memperlihatkan seorang wanita bangsawan, disiapkan dengan gemerlap untuk sebuah perjamuan yang megah. Dengan setia, pelayannya meletakkan perhiasan mewah kalung usekh, sebuah prestise di sekitar lehernya.

Kalung tersebut, terdiri dari manik-manik, emas, dan batu-batu permata, bukan hanya menjadi perhiasan fisik, tetapi juga penanda kemegahan perjamuan yang akan dia sambut.

Begitu kalung usekh terpasang dengan indah, seorang pelayan lain dengan cermat menghadirkan kalung kedua, yang dihiasi dengan motif teratai yang lembut.

Melambangkan kebangkitan dan keagungan matahari, motif ini tidak hanya menambahkan keindahan pada pakaian wanita tersebut, tetapi juga mengingatkan kita akan siklus kehidupan yang abadi.

Dalam pandangan intim ini ke dalam persiapan bangsawan Mesir kuno, kita menyaksikan bukti perhatian terperinci terhadap penampilan dan kepentingan budaya dalam masyarakat mereka.

Lebih dari sekadar penerima perhiasan, wanita-wanita pada zaman itu juga bertanggung jawab atas pengawasan persiapan acara-acara besar seperti ini.

Adegan pesta di makam Djeserkaraseneb bukan hanya menyajikan sebuah gambaran tentang kehidupan sehari-hari bangsawan kuno, tetapi juga menjadi jendela yang memikat menuju masa lalu yang jauh. Ini mengingatkan kita akan keabadian daya tarik manusia terhadap keindahan, status, dan perayaan hidup.

Topik Menarik