Hirabai Zainabadi: Kisah Ratu India yang Sukses Taklukkan Aurangzeb, Raja Terkejam di India

Hirabai Zainabadi: Kisah Ratu India yang Sukses Taklukkan Aurangzeb, Raja Terkejam di India

Teknologi | BuddyKu | Selasa, 6 Desember 2022 - 05:23
share

KISAH cinta Hirabai Zainabadi dan Aurangzeb, bukan sembarang kisah cinta. Mengisahkan cinta pada pandangan pertama yang terjadi pada Aurangzeb.

Padahal, Aurangzeb dikenal sebagai sosok raja terkuat dan terkejam di India. Ia dikenal sebagai penguasa yang penuh perhitungan, berkemauan keras, dan tidak memiliki cinta.

Semua berawal dari tahun 1636, terdapat seorang raja dan gubernur Deccan bernama Aurangzeb. Saat itu, dia ingin melakukan perjalanan ke Aurangabad. Namun, dia berhenti di Burnhapur untuk memberikan penghormatan kepada bibi dari pihak ibu, Sahila Banu yang menikah dengan Saif Khan, Gubernur Burnhapur.

Aurangzeb. (Foto: Scroll.in)

Mengutip Scroll.in , Senin (5/12/2022), ia kemudian jatuh cinta pada pandangan pertama dengan salah satu wanita di harem pamannya, bernama Hirabai Zainabadi.

Dalam buku Maasir al-Umara yang ditulis oleh Nawab Shams ud Daula Shah Nawaz Khan dan putranya, Abdul Hai Khan, pada abad ke-18 yang memberikan rincian mengenai gambaran kisah cinta itu.

Suatu hari sang pangeran pergi bersama para wanita di haremnya ke taman Zainabad Burhanpur, bernama Ahu-khanah [Taman Rusa], dan mulai berjalan-jalan dengan wanita pilihannya. Zainabadi, yang keterampilan musiknya memikat indra, dan seolah membujuknya, mengikuti jejak istri Khan-i-Zaman (bibi dari pihak ibu sang pangeran), saat melihat pohon mangga yang sarat buah, dalam kegembiraan dan permainan ia maju, melompat, dan memetik buah, tanpa menghormati kehadiran pangeran. Langkahnya membuat akal sehat sang pangeran goyah.

Terlepas dari kecenderungannya yang sangat religius, Aurangzeb adalah ahli dalam bermusik dan mahir dalam bermain veena. Dengan begitu, penampilan Hairabai yang dikombinasikan dengan kemampuan bermusiknya sangat menarik baginya.

Hirabai berhasil membuat Aurangzeb sangat tergila-gila padanya. Hal itu terbukti saat Hirabai menguji cintanya dengan menawari dan memintanya untuk mencicipi anggur. Aurangzeb pun menyerah dan takluk pada permintaannya. Namun, saat dia hendak meminumnya, Hirabai mengungkapkan bahwa dia bermaksud hanya menguji cintanya.

Hal itu menunjukkan keseriusan Aurangzeb, seorang raja religius yang bersedia mencicipi anggur telah menunjukkan sejauh mana perasaannya terhadap sang pujaan hatinya. Sebelumnya, semua selir diberi nama berdasarkan tempat asal mereka. Dengan begitu, Hirabai memasuki harem Aurangzeb, dia dipanggil Zainabadi.

Namun, dalam beberapa sumber lain menceritakan kisah Aurangzeb dan Hirabai secara yang berbeda. Dalam Ahkan e AUrangzeb yang ditulis pada 1640 oleh penulis biografi Aurangzeb, Hamiduddin Khan Minchah menceritakan bahwa pertemuan itu terjadi saat sang raja memasuki harem tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dia jatuh pingsan dan saat ditanya oleh sang bibi untuk menjelaskan sebab penyakitnya dan meminta obatnya, dia diberi Hirabai sebagai salah satu selirnya.

Dalam Maasir al Umara dikatakan bahwa perselingkuhan Aurangzeb terdengar sampai ke telinga ayahnya, Shah Jahan. Dara Shikoh yang tidak kehilangan cinta untuk saudaranya Aurangzeb berkomentar kepada ayah mereka Shah Jahan, Lihatlah kesalehan dan pantangan dari penjahat munafik ini! Dia telah pergi ke seekor anjing yang mana seorang gadis rumah tangga bibinya.

Namun, sayangnya Hirabai meninggal dan dimakamkan di Aurangabad. Kepergiannya membuat Aurangzeb sangat kecewa hingga dia meninggalkan istana untuk berburu. Namun, keputusannya itu membuatnya ditegur oleh penyair Mir Askari (Aqil Khan) lantaran mempertaruhkan nyawanya dalam keadaan gelisah. Aurangazeb akhirnya menjawab:

Ratapan di dalam rumah tidak bisa melegakan hati, Dalam kesendirian saja kamu bisa menangis sepuasnya.

Mendengar ini, Aqil Khan membaca bait lain, Betapa mudahnya cinta muncul, tapi sayangnya betapa sulitnya itu! Betapa sulitnya perpisahan, tetapi apa yang diberikannya kepada yang dicintai!, Aurangzeb tidak bisa menahan air matanya. Dia menghafalkan syair-syair itu setelah dengan sia-sia mencoba mempelajari nama penyair yang sederhana itu.

Menurut Niccolao Manucci, pengelana dan penulis Italia (1639-1717) juga turut menggambarkan periode kehidupan Aurangzeb saat itu yang mengatakan bahwa Aurangzeb telah menyukai salah satu wanita penari di haremnya. Dia telah memberikan cinta yang besar kepada wanita itu hingga mengabaikan doa dan pertapaan.

Aurangzeb juga mengisi hari-harinya hanya dengan musik dan tarian, dia juga memeriahkan dirinya dengan anggur yang dia minum atas permintaan gadis penari itu. Namun, setelah penari itu meninggal, dia bersumpah tidak akan pernah minum anggur lagi dan mendengarkan musik.

Dia juga mengatakan bahwa Tuhan telah sangat murah hati kepadanya dengan mengakhiri hidup gadis penari itu, yang menyebabkan dia telah melakukan banyak kesalahan dan telah menanggung risiko tidak akan pernah memerintah karena diduduki dalam praktik-praktik jahat.

Kisah cinta Aurangzeb menggambarkan seorang pria yang keras membaca Al-Quran, tetapi pernah mengintai di dalam dirinya seorang pemuda yang penuh gairah yang menganggap bahwa dunia telah hilang" untuk cinta dalam hidupnya.

Topik Menarik