6 Penyebab Benjolan di Belakang Telinga dan Cara Mengobatinya
Bagi sebagian orang, benjolan di belakang telinga cenderung menimbulkan rasa sakit. Namun, buat beberapa orang mungkin tidak terasa menyakitkan.
Terlepas menimbulkan rasa sakit atau tidak, kemunculan benjolan di belakang telinga perlu dicari tahu penyebabnya.
Apalagi jika benjolan di belakang telinga disertai dengan keluhan yang cukup mengganggu seperti sakit kepala, demam, dan nyeri telinga.
Benjolan di Belakang Telinga
Secara umum, benjolan di belakang telinga disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus. Akan tetapi penyakit yang ditimbulkan berbeda-beda.
Lantas, apa penyebab benjolan di belakang telinga dan bagaimana cara menghilangkan atau mengobatinya? Simak rangkuman Indozone berikut ini!
1. Kelenjar getah bening membengkak
Limfa atau kelenjar getah bening adalah struktur jaringan kecil yang berisi sel darah putih dan berperan penting sebagai sistem kekebalan tubuh.
Letak kelenjar getah bening tersebar di seluruh tubuh, namun paling banyak ditemukan pada leher, ketiak, belakang telinga, dan paha bagian dalam.
Jika ukuran kelenjar getah bening mengalami pembesaran lebih dari 1 cm 2 , maka kondisi ini menunjukkan adanya pembengkakan.
Pembengkakan kelenjar getah bening ini menimbulkan benjolan yang terasa nyeri ketika disentuh.
Biasanya, benjolan di belakang telinga karena pembengkakan kelenjar getah bening, menimbulkan gejala lain.
Di antaranya demam, pilek, batuk, radang tenggorokan, badan lemas, menggigil dan berkeringat, serta kulit merah dan terasa hangat.
Untuk mengatasi pembengkakan, dapat dilakukan kompres hangat dan berkumur air garam selama 10-20 detik sebanyak 3-5 kali.
2. Kista sebasea
Benjolan di belakang telinga yang terasa sakit dapat mengindikasikan adanya kista sebasea, yang menjangkiti kelenjar sebasea di bawah permukaan kulit.
Viral! Kata Bokep Kerap Jadi Trending Topic, Ini Dampak Buruk Kecanduan Nonton Film Dewasa
Kelenjar ini berfungsi untuk mengeluarkan zat minyak yang disebut sebum sekaligus mengatur suhu tubuh agar tetap stabil.
Kista sebasea umumnya tidak berbahaya. Namun, jika sampai terjadi peradangan, dapat diatasi dengan obat steroid yang disuntikkan oleh dokter.
3. Otitis media
Otitis media merupakan kondisi ketika telinga bagian tengah, khususnya rongga belakang gendang telinga, mengalami infeksi.
Infeksi ini disebabkan oleh virus atau bakteri, dan bisa menghilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari.
Akan tetapi, otitis media yang sering kambuh sebaiknya segera diperiksakan ke dokter THT untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4. Mastoiditis
Jika benjolan di belakang telinga disertai dengan sakit kepala dan keluarnya cairan nanah, maka kemungkinan besar terjadi mastoiditis.
Mastoiditis sendiri adalah peradangan mastoid pada tulang di belakang telinga yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penyakit ini dapat diobati dengan pemberian obat tetes telinga , antibiotik oral, dan pembersihan telinga oleh dokter.
5. Abses
Abses atau bisul termasuk salah satu penyebab benjolan di belakang telinga yang diakibatkan oleh infeksi.
Selain membengkak, benjolan juga akan terasa nyeri dan hangat ketika disentuh karena berisi nanah.
Jika ukuran abses kecil, kemungkinan akan mengecil dan mengering secara alami tanpa diobati.
Namun, apabila ukurannya besar, maka abses perlu diberikan antibiotik atau nanahnya dikeluarkan dengan bantuan dokter.
6. Kanker nasofaring
Adanya benjolan pada telinga bagian belakang dapat menandakan kanker nasofaring yang sering kali diabaikan.
Gejala yang muncul umumnya cukup berat, antara lain nyeri telinga, gangguan pendengaran, sulit menelan, mimisan, suara serak, serta sakit pada leher atau rahang.
Cara mengobati benjolan di belakang telinga yang disebabkan oleh kanker nasofaring, adalah dengan terapi radiasi dan kemoterapi.
Demikianlah penjelasan mengenai mengapa ada benjolan di belakang telinga lengkap dengan penyebab dan pengobatannya.