MSG: Melezatkan atau Menyesatkan?

MSG: Melezatkan atau Menyesatkan?

Ekonomi | tangsel.inews.id | Rabu, 11 Desember 2024 - 22:10
share

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Tahukah Anda makna di balik kata “lezat”? Bagaimana caranya makanan bisa menjadi “lezat”? Dalam rangka menjawab pertanyaan ini, Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) — yang terdiri dari PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti, dan PT Daesang Ingredients Indonesia — bekerja sama dengan Gerakan Fermentasi Nusantara dan PT Sasa Inti mengadakan kegiatan edukasi tentang penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) dalam makanan. Acara ini berlangsung di Studio Kreasi Sasa, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Sebagai anggota P2MI, Sasa menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu Irvan Kartawiria dan Harry Nazarudin, yang dikenal sebagai Duo Kimiasutra. Mereka membahas lebih dalam tentang makna “lezat” dengan mengajak peserta melakukan eksperimen rasa untuk memahami bagaimana proses “melezatkan” makanan bisa terjadi. Selain itu, Dr. Dase Hunaefi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) turut memberikan penjelasan tentang sensori atau cita rasa dari sudut pandang sains.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menghapus anggapan negatif tentang MSG. Masyarakat membutuhkan informasi yang benar mengenai MSG, sehingga mereka dapat mengurangi ketakutan dan kesalahpahaman, serta membuat keputusan berdasarkan fakta. MSG adalah produk fermentasi dari tetes tebu menggunakan mikroorganisme, kemudian melalui proses isolasi dan pemurnian hingga menghasilkan MSG dengan kemurnian lebih dari 99,” jelas Satria Gentur Pinandita, Ketua Bidang Komunikasi P2MI.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP), penggunaan MSG dalam takaran yang rasional dinyatakan aman. “Kami berharap edukasi ini membantu masyarakat dan pelaku industri kuliner untuk memahami mitos serta persepsi yang salah terkait MSG,” kata Harry.

Irvan dan Harry menjelaskan bahwa rasa berkaitan erat dengan memori, dan MSG, seperti mentega dalam masakan Barat, berfungsi sebagai penguat rasa yang bekerja optimal dalam dosis tertentu. Mereka juga mengungkapkan bahwa glutamat secara alami terdapat dalam berbagai bahan pangan seperti kecap, terasi, rumput laut, jengkol, tomat, jamur, hingga ASI (Air Susu Ibu).

 

“Monosodium Glutamat adalah penguat rasa yang mengandung sodium 30 lebih rendah daripada garam. MSG dapat membantu mengurangi penggunaan garam dan gula dalam masakan, sehingga menciptakan rasa yang lebih lezat sekaligus sehat,” tambah Irvan.

Shiv Shagal, CEO PT Sasa Inti, dalam sambutannya menyampaikan, “Kami berharap acara ini tidak hanya memberikan informasi baru, tetapi juga menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang MSG. Mari kita jadikan ‘lezat’ sebagai pengalaman sekaligus pengetahuan yang dapat kita bagikan kepada masyarakat.”

Setelah sesi edukasi dan eksperimen, peserta menikmati santap siang ala fine dining yang disiapkan oleh mahasiswa program hotel bisnis Universitas Podomoro, bekerja sama dengan Corporate Chef PT Sasa Inti. Menu yang disajikan meliputi Sup Tom Yam dan Soto Betawi, di mana peserta dapat merasakan sendiri bagaimana penggunaan MSG yang tepat mampu meningkatkan cita rasa secara optimal.

​​​​​​

Topik Menarik