Gen Z Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan: Fokus pada Budgeting, Dana Darurat, dan Hindari FOMO

Gen Z Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan: Fokus pada Budgeting, Dana Darurat, dan Hindari FOMO

Ekonomi | tangsel.inews.id | Jum'at, 15 November 2024 - 17:30
share

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa generasi Z (Gen Z) memiliki indeks literasi dan inklusi keuangan terendah secara nasional. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, menyebutkan bahwa kelompok usia 15-17 tahun adalah yang paling tertinggal dalam aspek tersebut.

Penelitian Credit Karma pada 2018 mengungkapkan bahwa 39 Gen Z memiliki utang demi mengikuti tren dalam komunitasnya. Sementara itu, riset IDN Research Institute pada 2019 menunjukkan bahwa hanya 10,17 dari pendapatan Gen Z dialokasikan untuk tabungan. Hal ini menunjukkan rendahnya investasi di kalangan mereka, meski secara umum mereka memahami pentingnya menabung.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan ekonomi global yang semakin kompleks, Gen Z yang tumbuh dengan internet cenderung mencari solusi finansial cepat dan efisien. Namun, mereka menghadapi tantangan besar dalam mengelola keuangan dengan bijak.

Menjawab tantangan ini, platform literasi investasi Tumbuh Makna bekerja sama dengan Universitas Serang Raya menggelar webinar bertajuk "Financial Cerdas Gen Z: Strategi Kelola Dana dan Melek Digital Menuju Masa Depan Sejahtera" bersama puluhan mahasiswa.

Tips Keuangan untuk Gen Z

Benny Sufami, Co-Founder Tumbuh Makna, memberikan tips penting untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat dan menghindari kerugian masa depan.

 

“Keberhasilan finansial tidak instan, melainkan terbentuk melalui kebiasaan konsisten seperti menabung, mengelola pengeluaran, dan merencanakan keuangan dengan disiplin,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (15/11/2024).

Benny menekankan pentingnya memiliki anggaran yang jelas untuk mencapai kebebasan finansial dan memahami investasi. Ia mencatat bahwa banyak investor muda mengalami kerugian karena mengikuti tren investasi tanpa memahami profil risiko pribadi.

“Setiap individu memiliki toleransi risiko berbeda. Sesuaikan jenis investasi dengan profil risiko agar terhindar dari kerugian besar,” tegasnya.

Pentingnya Perencanaan dan Disiplin Keuangan

Arham S. Torik, Direktur Utama PT Persero Batam, menyoroti prinsip dasar pengelolaan keuangan: menjaga pengeluaran agar tidak melebihi pemasukan.

“Buat anggaran sesuai gaya hidup. Hari ini apa yang kamu kerjakan akan menentukan masa depan. Tantangan ke depan akan semakin dinamis,” jelasnya.

 

Arham juga menekankan pentingnya dana darurat sebagai perlindungan dari risiko tak terduga.

“Buat rekening terpisah untuk dana darurat dan atur transfer otomatis agar lebih mudah mencapainya,” tambahnya.

Literasi Digital sebagai Kunci

Endang Tri Santi, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya, mengingatkan bahwa Gen Z membutuhkan kemampuan berpikir kritis untuk memilah informasi yang valid di era digital.

“Sikap kritis membantu kita terhindar dari keputusan finansial yang merugikan, terutama dalam era tsunami informasi,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahaya Fear of Missing Out (FOMO) yang sering memicu kebiasaan konsumtif tanpa perencanaan.

 

“FOMO dapat mendorong keputusan impulsif, seperti membeli barang viral tanpa pertimbangan matang. Hal ini berisiko membahayakan kondisi keuangan,” katanya.

Santi mengajak generasi muda untuk memanfaatkan teknologi secara produktif, tidak hanya sebagai konsumen tetapi juga kreator yang menghasilkan karya.

“Manfaatkan era digital untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Dengan literasi yang baik, banyak peluang terbuka bagi Gen Z untuk berkarya,” pungkasnya.

Topik Menarik