Google Bayar Noam Shazeer Rp 40 Triliun, Seorang Jenius yang Mampu Ciptakan Kecerdasan Buatan (AI)

Google Bayar Noam Shazeer Rp 40 Triliun, Seorang Jenius yang Mampu Ciptakan Kecerdasan Buatan (AI)

Terkini | tangsel.inews.id | Minggu, 29 September 2024 - 18:50
share

TANGSEL, iNewsTangsel.id - Belum lama ini, Google dan Character.AI mengumumkan bahwa Shazeer, De Freitas, dan beberapa anggota tim peneliti Character.AI akan bergabung dengan unit AI Google, DeepMind.

Shazeer adalah seorang insinyur perangkat lunak berusia 48 tahun yang menjadi salah satu dari beberapa ratus karyawan pertama Google pada tahun 2000.

Saat itu, Ia meninggalkan perusahaan pada 2021 setelah Google menolak permintaannya untuk merilis bot obrolan yang telah ia kembangkan bersama koleganya, Daniel De Freitas.

Shazeer dan De Freitas kemudian mendirikan Character.AI, yang tumbuh menjadi salah satu perusahaan rintisan AI paling populer di Silicon Valley. Startup tersebut bahkan mencapai valuasi US$1 miliar tahun lalu.

Google rela mengeluarkan US$2,7 miliar (Rp 40 triliun) untuk merekrut kembali seorang jenius kecerdasan buatan (AI) yang telah mengundurkan diri dari perusahaan. Orang tersebut adalah Noam Shazeer, yang meninggalkan perusahaan teknologi raksasa itu tiga tahun lalu untuk mendirikan startup sendiri.

 

Pada saat kesepakatan tersebut, Character.AI menyatakan bahwa mereka memiliki lebih dari 20 juta pengguna aktif bulanan.

Google membayar Character.AI sebesar US$2,7 miliar untuk melisensikan teknologinya serta memastikan Shazeer dan timnya setuju untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Kesepakatan lisensi ini merupakan pengaturan unik yang memungkinkan Google untuk segera mengakses kekayaan intelektual Character.AI tanpa harus menunggu persetujuan regulasi dan tanda tangan birokrasi yang diperlukan jika perusahaan tersebut diakuisisi sepenuhnya.

Shazeer memang dianggap sangat berbakat di bidang AI. Eric Schmidt, mantan CEO Google, yakin bahwa Shazeer mampu membangun model AI yang setara dengan kecerdasan manusia.

"Jika ada seseorang di dunia ini yang dapat melakukannya, itu adalah dia," kata Schmidt, dikutip dari New York Post, Jumat (27/9/2024).

 

APada tahun 2017, Shazeer dan koleganya, Daniel, bekerja sama mengembangkan chatbot bernama Meena. Menurut Journal, ia begitu yakin pada Meena sehingga meramalkan bahwa suatu hari nanti Meena akan menggantikan mesin pencari Google. Namun, eksekutif Google menganggap terlalu berisiko untuk merilis Meena.

Google menunjuk Shazeer, yang meraup ratusan juta dolar dari transaksi tersebut, untuk menjadi salah satu dari tiga orang yang akan memimpin upaya perusahaan dalam membangun versi terbaru dari Gemini.

Topik Menarik