Gerakan Ayo Mondok Respons Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan, Ini Alasannya

Gerakan Ayo Mondok Respons Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan, Ini Alasannya

Berita Utama | surabaya.inews.id | Selasa, 14 Januari 2025 - 14:10
share

JOMBANG, iNEWSSURABAYA.ID – Gerakan Ayo Mondok (GAM) merespons positif wacana Kemenag RI terkait libur sekolah selama bulan Ramadan. Wacana itu bisa menjadi peluang besar bagi pesantren untuk menunjukkan keunggulan pendidikan yang ada di pondok pesantren.

Koordinator GAM KH. Luqman Harist Dimyati Attarmasi mengatakan bahwa libur sekolah selama Ramadan dapat menjadi waktu yang tepat untuk para siswa lebih mendalami ilmu agama di pesantren. Hal itu juga sejalan dengan visi Gerakan Ayo Mondok yang mendorong masyarakat, khususnya para orang tua, untuk mengirim anak-anaknya belajar di pesantren selama Ramadan.

"Ini menjadi tantangan bagi pesantren untuk menunjukkan kualitas pendidikan yang jauh lebih baik. Ramadan adalah momen yang sangat tepat untuk memperdalam ilmu agama sekaligus membentuk karakter yang lebih religius," kata Luqman, dalam keterangannya, Selasa (14/1/2025).

Dijelaskan Luqman, pesantren memiliki sistem pendidikan yang komprehensif, tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga pengetahuan umum. Nah, dengan adanya program libur sekolah selama Ramadan, diharapkan semakin banyak orang tua yang tertarik untuk memondokkan anak-anak mereka, baik untuk jangka waktu pendek maupun panjang.

"Sekarang saatnya pesantren memperkuat pendidikan yang tidak hanya berbasis agama, tetapi juga skill lain yang dibutuhkan anak-anak. Ramadan bisa menjadi momentum besar bagi mereka untuk belajar dan mendapatkan pengalaman pendidikan yang berbeda," ujarnya.

 

Luqman menambahkan wacana libur sekolah selama ramadan itu juga telah didiskusikan dengan beberapa pengasuh Pondok Pesantren di Jawa Timur, beberapa waktu lalu di sebuah rumah makan di Jl. Romly Tamim Jombang.

KH. Zahrul Azhar Asumta menambahkan bahwa GAM merupakan inisiatif nasional yang bertujuan untuk mendorong anak-anak muda belajar di pondok pesantren. Selain itu, juga berfokus pada peningkatan pemahaman masyarakat tentang peran pesantren dalam mendidik generasi yang berakhlak mulia dan memiliki kompetensi luas.

“Ini momentum baik bagi pesantren. Pesantren juga harus siap menerima siswa-siswi umum untuk belajar selama Ramadan. Hal ini juga sudah diterapkan di era kepemimpinan Gus Dur saat menjabat sebagai Presiden RI. Saya yakin ini juga bisa diterapkan,” katanya.

Selain itu, pria yang akrab dipanggil Gus Hans itu menyebut bahwa wacana Kemenag RI itu bisa menjadi bagian dari kebijakan yang menguntungkan untuk dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren.

"Kami sangat mendukung wacana ini, dan berharap kebijakan ini dapat direalisasikan sehingga anak-anak bisa memanfaatkan waktu Ramadan untuk belajar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pendidikan yang lebih intensif di pesantren," katanya.

Topik Menarik