ASF Art Exhibition, Kolaborasi Lintas Generasi yang Menghidupkan Seni Rupa UNESA

ASF Art Exhibition, Kolaborasi Lintas Generasi yang Menghidupkan Seni Rupa UNESA

Gaya Hidup | surabaya.inews.id | Kamis, 21 November 2024 - 08:30
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pameran seni rupa ASF Art Exhibition yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Seni Rupa dan Desain (IKA SRD) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil mencuri perhatian publik seni. Dengan menghadirkan lebih dari 50 karya dari 39 seniman lintas generasi, pameran ini bukan sekadar perayaan seni, tetapi juga menjadi ruang nostalgia dan refleksi perjalanan panjang seni rupa di UNESA.

Karya-karya yang dipamerkan mencakup rentang waktu dari angkatan 1979 hingga 2014, memperlihatkan keberagaman gaya dan medium seni. Dari lukisan realis hingga abstrak, karya kaligrafi modern, patung, hingga instalasi berbasis teknologi digital, pameran ini menjadi bukti evolusi seni rupa.

Wayan Setiadarma, seorang seniman sekaligus budayawan yang turut berpartisipasi, mengungkapkan bahwa pameran ini adalah cerminan perjalanan panjang seni rupa para alumni. 

“Karya yang ditampilkan sangat beragam. Misalnya, kaligrafi modern karya Mas Anwar yang memadukan elemen tradisional dengan pendekatan modern. Ini menunjukkan bagaimana seni terus berkembang sesuai kepribadian masing-masing seniman,” ujarnya usai pembukaan pameran, Rabu (20/11/2024).

Sebagai salah satu seniman senior, Wayan memamerkan karya yang ia buat pada tahun 1983. Ia menyebut karyanya sebagai representasi era awal seni rupa alumni UNESA. 

"Perjalanan ini luar biasa. Kini, kita bisa melihat berbagai medium seni, mulai dari batik modern hingga karya berbasis teknologi seperti cetak 3D," tambahnya.

Wayan juga menyoroti peran teknologi dalam memperluas kreativitas seniman. “Teknologi digital membuka banyak peluang baru. Dari sketsa digital hingga cetak 3D, semuanya mempermudah proses kreatif. Namun, penting juga menjaga keseimbangan dengan pendekatan manual, karena seni sejatinya adalah soal rasa,” jelasnya.

 

Selain menjadi ruang apresiasi seni, ASF Art Exhibition juga menjadi ajang reuni bagi para alumni. Guru Besar Seni Rupa UNESA, Prof. Dr. Drs. Djuli Djati Prambudi, menyebut pameran ini sebagai wadah nostalgia yang penuh makna. 

“Ini adalah pameran pertama para alumni dalam skala besar. Selain menampilkan karya, ini juga menjadi ajang berbagi cerita dan mengenang masa-masa kuliah dulu,” ujarnya.

Djuli, yang telah menyaksikan transformasi Fakultas Seni Rupa dari era IKIP Surabaya, menyatakan kebanggaannya terhadap para alumni yang tetap produktif meski banyak yang kini berprofesi di luar seni murni. 

“Sebagian besar alumni menjadi guru, dan mereka menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan generasi digital. Namun, semangat kreatif mereka tetap terjaga,” katanya. 


Kolaborasi Lintas Generasi yang Menghidupkan Seni Rupa UNESA. Foto iNewsSurabaya/arif

Wayan dan Djuli berharap pameran ini bisa menjadi tradisi tahunan, bahkan diadakan di galeri-galeri lain di Surabaya. “Semakin banyak masyarakat yang menikmati karya seni, semakin kuat eksistensi seni rupa kita,” kata Wayan.

Djuli menambahkan pentingnya regenerasi dalam dunia seni. “Setiap generasi memiliki zamannya sendiri. Tugas kita adalah memberikan pijakan nilai-nilai budaya yang kuat, agar generasi muda mampu berkarya tanpa kehilangan identitas,” tutupnya.

Pameran ini bukan hanya selebrasi seni, melainkan juga simbol kolaborasi lintas generasi yang penuh makna. Dengan semangat kebersamaan, ASF Art Exhibition diharapkan menjadi inspirasi bagi seniman muda dan memperkokoh posisi seni rupa Indonesia di pentas dunia.

Topik Menarik