Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Unair Tingkatkan Potensi Buah Manggis Desa Songgon Banyuwangi

Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Unair Tingkatkan Potensi Buah Manggis Desa Songgon Banyuwangi

Terkini | surabaya.inews.id | Senin, 16 September 2024 - 01:10
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) bersama Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kabupaten Banyuwangi menggelar program pengabdian masyarakat di Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan yang telah memasuki tahun kedua ini mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Desa Songgon dalam Pembuatan Produk Kesehatan Berbahan Dasar Buah Manggis sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat”.

Program ini dipimpin oleh apt. Suciati, S.Si., M.Phil., Ph.D., dan didukung oleh Prof. Dr. apt. Wiwied Ekasari, M.Si., apt. Andang Miatmoko, S.Farm., M.Pharm.Sci., Ph.D., dan apt. Neny Purwitasari, S.Farm., M.Sc. dari Fakultas Farmasi, dan Dr. Fatin Fadhilah Hasib, SE., M.Si. mewakili Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 

Program pengabdian masyarakat ini melibatkan kader PKK dan Karang Taruna Desa Songgon sebagai peserta. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi pada 14 September 2024, memasuki tahun kedua dari program yang dimulai pada tahun 2023.

Desa Songgon dikenal sebagai penghasil manggis yang melimpah. Walaupun buah ini memiliki rasa yang manis, tampilan visualnya sering kali kurang menarik. Namun, potensi pasar untuk produk olahan manggis sangat besar. 

Di Indonesia, produk olahan seperti teh, sirup, dan suplemen manggis bisa menarik konsumen yang peduli kesehatan. Bahkan, pasar internasional di Asia, Amerika Utara, dan Eropa menunjukkan minat terhadap produk makanan sehat. Oleh karena itu, pengolahan manggis dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

Pada tahun pertama (2023), pelatihan fokus pada pengenalan manfaat manggis dan cara pengolahannya menjadi sirup, teh kulit manggis, dan masker. Pada kegiatan tahun  2024 ini kader PKK dan Karang Taruna Desa Songgon belajar membuat sabun antibakteri dengan bahan dari kulit buah manggis. 

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Tidak hanya berlatih membuat produk, peserta juga belajar bagaimana membuat kemasan produk yang baik dan benar serta strategi pemasaran produk. 

Pada kegiatan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi juga turut memberikan materi terkait tata laksana pengurusan ijin PIRT UMKM, serta Dinas koperasi Kabupaten Banyuwangi menyampaikan materi terkait Motivasi Kewirausahaan UMKM dan legalitas Usaha

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, apt. Suciati, S.Si., M.Phil., Ph.D., mengatakan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan potensi buah manggis dari Desa Songgon menjadi produk kesehatan yang bermanfaat. 

"Manggis, yang dikenal dengan nama ilmiah Garcinia mangostana, terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk sebagai antioksidan dan membantu menurunkan berat badan. Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperluas jangkauan pasar mereka,” terangnya.

Kepala Desa Songgon, Moh. Qoderi, juga berperan aktif dalam kegiatan ini dan menyambut baik inisiatif tersebut.  “Program ini sejalan dengan rencana pengembangan desa dan kami berharap hasilnya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat,” ujarnya.

 

Adapun dana pengabdian kepada masyarakat ini diperoleh dari Universitas Airlangga tahun 2024 melalui skema Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB). 

Program ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) No. 8, yang berfokus pada "Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi."

Dengan memberikan pelatihan keterampilan dan peluang usaha kepada masyarakat, kegiatan ini berpotensi untuk peningkatan pendapatan. Diversifikasi produk olahan manggis membuka peluang baru bagi petani dan pengusaha lokal, meningkatkan pendapatan dan margin keuntungan.

Kemudian penciptaan lapangan kerja. Pengolahan dan pemasaran produk manggis menciptakan lapangan kerja baru di komunitas, mengurangi pengangguran, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Selanjutnya pengembangan Usaha Mikro dan Kecil. Pelatihan dalam pembuatan produk olahan manggis memungkinkan masyarakat untuk memulai usaha mikro atau kecil, memperkuat ekonomi lokal dan mendukung kewirausahaan.

Selain itu juga ketahanan pangan dan kesejahteraan komunitas. Produk olahan manggis meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, membantu mencapai kesejahteraan ekonomi yang lebih baik dan mandiri.

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Songgon tidak hanya memperoleh keterampilan praktis dalam mengolah manggis tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi yang signifikan, memperkuat ekonomi lokal, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan, sesuai dengan tujuan SDGs 8.
 

Topik Menarik