Waduh, Pemkab Sragen Tak Lolos Visitasi Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik 2024
SRAGEN, iNewsSragen.id - Sragen, salah satu kabupaten di Jawa Tengah, belum berhasil lolos dalam tahapan visitasi dan verifikasi faktual pemeringkatan keterbukaan informasi publik 2024.
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi yang digelar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen, Rabu (13/11/2024), di Rumah Makan Cengkir Gading, Puro, Karangmalang, Sragen, yang dihadiri oleh Koordinator Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Komisi Informasi Provinsi (KIP) Jateng, Sutarto.
Menurut Sutarto, Pemkab Sragen tidak lolos karena skor yang diperoleh berada di bawah angka 70, yang merupakan standar kelulusan untuk tahapan visitasi dan verifikasi faktual. Dalam penilaiannya, ada beberapa indikator yang dievaluasi dalam keterbukaan informasi publik, seperti kualitas dan pelayanan informasi, jenis informasi yang disediakan, sarana dan prasarana, komitmen organisasi, serta digitalisasi.
Meskipun Pemkab Sragen gagal lolos, RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang dikelola oleh Pemkab Sragen justru berhasil lolos pada tahapan tersebut.
Polres Tasikmalaya Gelar Apel Operasi Zebra Lodaya 2024, Fokus pada Keselamatan Lalu Lintas
Sutarto menyebutkan bahwa ini adalah situasi yang cukup unik, karena RSUD milik Pemkab Sragen justru menonjol meskipun Pemkab-nya sendiri tidak lolos, mirip dengan apa yang terjadi di Grobogan.
Selama dua tahun terakhir, Pemkab Sragen tidak berhasil meningkatkan skor mereka, meskipun pihak pemerintah kabupaten telah melakukan konsultasi dengan KIP Jateng mengenai kekurangan yang dimiliki oleh pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) mereka.
Meski demikian, kekurangan yang diidentifikasi belum bisa diselesaikan sehingga tidak dapat melanjutkan ke tahapan verifikasi lebih lanjut.
Sutarto juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, yang seharusnya menjadi informasi terbuka, tetapi terkadang masih dianggap sebagai informasi yang tertutup di banyak daerah, termasuk di Sragen.
Ini mencerminkan masalah yang lebih besar terkait keterbukaan informasi yang belum sepenuhnya diterapkan dengan baik di tingkat kabupaten dan desa.
Cheka Virgowansyah Apresiasi Tepang Juragan dan Investment Forum yang Digagas Kadin dan BI Tasik
Sebagai tambahan, Sutarto melaporkan bahwa selama tahun 2023, terdapat 100 register sengketa informasi yang masuk ke KIP Jateng, dengan 69 di antaranya berkaitan dengan pemerintah desa, dan 25 terkait dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pada 2024, hingga 8 November, sudah ada 50 register sengketa informasi yang masuk, dengan sebagian besar sedang diproses.
Sutarto juga mengingatkan bahwa indikator penilaian keterbukaan informasi publik terus berubah dan meningkat setiap tahun.
Oleh karena itu, kabupaten/kota perlu melakukan bimbingan teknis secara rutin untuk memahami perkembangan indikator penilaian dan menjaga daya saing di tingkat provinsi, karena persaingan antar daerah dalam hal keterbukaan informasi juga sangat ketat.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sragen, Catur Sarjanto, mengakui bahwa keterbukaan informasi publik di Sragen masih kurang, dan hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kabupaten ini tidak lolos pada tahapan visitasi dan verifikasi faktual pemeringkatan keterbukaan informasi publik 2024.
Menurut Catur, skor yang diperoleh dalam penilaian Self-Assessment Questionnaire (SAQ) masih di bawah 70, yang menyebabkan Pemkab Sragen tidak dapat melanjutkan ke tahapan berikutnya.
Catur mengungkapkan bahwa meskipun mereka telah berupaya keras, terutama dalam penggunaan media sosial untuk meningkatkan keterbukaan informasi, hasilnya masih belum memadai.
"Kami belum bisa menjawab kenapa hasilnya seperti itu. Yang jelas upaya kami dari sisi media sosial sudah getol. Teman-teman juga heran," kata Catur.
Ia menambahkan bahwa situasi ini menjadi pembelajaran penting bagi Diskominfo Sragen, dan menjadi motivasi untuk memperbaiki kinerja di tahun-tahun mendatang.
Sebagai langkah ke depan, Catur menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki kinerja keterbukaan informasi di Kabupaten Sragen.
"Ini jadi penyemangat kami di Diskominfo Sragen. Tahun depan kami harus bisa lebih baik dan menargetkan masuk 10 besar.
Kami sangat membutuhkan bimbingan, sharing ilmu, dan dukungan untuk perbaikan di masa depan," tambahnya.
Pernyataan Catur menunjukkan keseriusan Diskominfo Sragen dalam meningkatkan kualitas keterbukaan informasi publik, meskipun saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan.
Lukman Sugiharto Wijaya, Pengabdi Setia Nahdlatul Ulama dan Pejuang Keadilan Lewat LBH Ansor
Ia berharap dengan adanya dukungan dan pembinaan yang lebih intensif, kedepannya Sragen dapat memperbaiki sistem dan memperoleh hasil yang lebih baik dalam penilaian keterbukaan informasi publik.