Sentil China, Jenderal AS Nyatakan Siap Melawan Agresi Asia

Sentil China, Jenderal AS Nyatakan Siap Melawan Agresi Asia

Global | sindonews | Selasa, 22 April 2025 - 15:38
share

Seorang jenderal Amerika Serikat (AS) menyatakan siap untuk melawan setiap agresi di wilayah Asia, tanpa menyebut China.

"Kami siap," kata Letnan Jenderal Korps Marinir AS James Glynn dalam konferensi pers ketika ditanya apakah pasukan AS dan Filipina telah membangun kemampuan untuk mengatasi tindakan agresi besar apa pun di Selat Taiwan atau Laut China Selatan setelah bertahun-tahun melakukan latihan tempur bersama.

Pernyataan Jenderal Glynn itu secara tidak langsung ditujukan kepada China, pihak yang berkonflik dengan Taiwan dan juga berkonflik dengan Filipina atas sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Ribuan tentara Amerika Serikat dan Filipina telah memulai latihan tempur tahunan pada hari Senin yang akan mencakup latihan memukul mundur serangan pulau untuk mensimulasikan pertahanan kepulauan dan laut Filipina dalam "skenario pertempuran skala penuh" yang telah membuat marah China.

Latihan militer tahunan Balikatan antara kedua sekutu perjanjian lama itu dijadwalkan mulai 21 April hingga 9 Mei dengan sekitar 9.000 personel militer Amerika dan 5.000 personel militer Filipina.

Jet tempur, kapal perang, dan serangkaian persenjataan termasuk sistem rudal antikapal Marinir AS akan dilibatkan, kata pejabat militer AS dan Filipina.

China dengan tegas menentang latihan perang semacam itu di atau dekat Laut China Selatan yang disengketakan dan di provinsi-provinsi Filipina utara yang dekat dengan Taiwan, terutama jika latihan itu melibatkan pasukan AS dan sekutu yang menurut Beijing bertujuan untuk menahannya dan, akibatnya, mengancam stabilitas dan perdamaian regional.

“Kekuatan gabungan kita memiliki tingkat daya mematikan untuk pasukan yang memiliki etos dan semangat prajurit yang gigih,” kata Glynn dalam pidatonya di upacara pembukaan latihan perang tersebut.

“Semuanya didedikasikan untuk satu tujuan, untuk memastikan pertahanan Filipina dan mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," imbuh dia, seperti dikutip AP, Selasa (22/4/2025).

"Kita semua ingin menyelesaikan konflik regional apa pun secara damai, tetapi jika pencegahan gagal, kita perlu bersiap,” kata Glynn, yang sebelumnya membantu memimpin pasukan operasi khusus melawan ISIS dan bertugas di Fallujah, Irak.

Pejabat Angkatan Darat Filipina, Mayor Jenderal Francisco Lorenzo, mengeklaim latihan Balikatan, yang berarti bahu-membahu dalam bahasa Tagalog, tidak ditujukan untuk negara tertentu.

"Ini adalah latihan bersama dengan pasukan AS untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mengamankan wilayah kita dan, tentu saja, itu akan meningkatkan kemampuan dan kesiapan serta respons kita terhadap segala kemungkinan,” kata Lorenzo.

Menurut militer Filipina, latihan tersebut akan mencakup simulasi serangan balasan sekutu terhadap serangan musuh di sebuah pulau, penggunaan rentetan tembakan artileri dan rudal untuk menenggelamkan kapal musuh tiruan, pelayaran gabungan Angkatan Laut di atau dekat Laut China Selatan yang disengketakan, dan pengawasan tempur udara.

Sebuah pernyataan militer Filipina menggambarkan latihan tempur skala besar tahun ini sebagai "skenario pertempuran skala penuh yang dirancang dengan cermat untuk menguji dan meningkatkan kemampuan gabungan angkatan bersenjata kedua negara secara ketat dalam kondisi yang paling realistis dan menantang."

Selain personel militer AS dan Filipina, Australia berencana mengerahkan sekitar 260 personel, kata seorang perwira militer Australia.

Beberapa negara termasuk Jepang juga bermaksud mengirim pengamat militer.

Sebuah sistem rudal jarak menengah, yang dikerahkan ke Filipina utara oleh Angkatan Darat AS tahun lalu, akan digunakan lagi dalam latihan tempur tersebut, kata pejabat militer AS dan Filipina tanpa memberikan rincian tambahan.

China telah berulang kali menyatakan kekhawatiran atas penempatan rudal tersebut dan menuntut Filipina menarik persenjataan dari wilayah China, yang menurutnya dapat memicu perlombaan senjata.

Sistem rudal jarak menengah Angkatan Darat AS yang terdiri dari peluncur mobile dan sedikitnya 16 Rudal Standar-6 dan Rudal Serang Darat Tomahawk telah diposisikan ulang di Filipina, kata seorang pejabat Filipina kepada AP awal tahun ini.

Sistem tersebut diposisikan ulang dari kota Laoag di Filipina utara ke area strategis di provinsi pesisir barat yang berhadapan dengan beting Laut China Selatan yang disengketakan, tempat pasukan penjaga pantai dan Angkatan Laut China dan Filipina terlibat dalam konfrontasi yang semakin menegangkan.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengunjungi Manila bulan lalu dalam perjalanan pertamanya ke Asia dan mengatakan pemerintahan Donald Trump akan bekerja sama dengan sekutu untuk meningkatkan pencegahan terhadap agresi China di Laut China Selatan.

AS tidak bersiap untuk perang, kata Hegseth, sambil menggarisbawahi bahwa perdamaian akan diraih "melalui kekuatan."

Topik Menarik