Eks Bos Shin Bet Israel Ancam Netanyahu: Saya akan Bongkar Semua yang Saya Tahu

Eks Bos Shin Bet Israel Ancam Netanyahu: Saya akan Bongkar Semua yang Saya Tahu

Global | sindonews | Jum'at, 14 Maret 2025 - 19:01
share

Dalam perkembangan yang tidak terduga, mantan Kepala Shin Bet (Shabak) Israel Nadav Argaman memperingatkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia akan membeberkan semua pengetahuannya jika perdana menteri tersebut terus bertindak melawan hukum.

Hal ini terjadi setelah Netanyahu menolak pernyataan sebelumnya sebagai “ancaman kriminal ala mafia,” dan menekankan dia akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan warga Israel.

Argaman, dalam wawancara dengan Channel 13, menegaskan, “Kita harus segera mengakhiri perang di Gaza dan membawa kembali semua tahanan. Tidak ada alasan untuk tetap tinggal di Gaza.”

Pernyataannya mencerminkan perbedaan pendapat yang berkembang dalam lingkaran keamanan Israel mengenai operasi militer yang sedang berlangsung, yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kecaman luas atas tindakan Israel.

Sebagai tanggapan, Netanyahu mengutuk pernyataan Argaman, menyebutnya sebagai pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Tidak pernah dalam sejarah Israel seorang mantan kepala badan keamanan mengancam perdana menteri yang sedang menjabat dan memerasnya di depan umum,” ujar Netanyahu.

Netanyahu menambahkan ancaman-ancaman ini merupakan bagian dari kampanye pemaksaan dan intimidasi yang lebih luas yang dipimpin Kepala Shin Bet saat ini, Ronen Bar.

Netanyahu lebih lanjut mengklaim tujuan akhir dari kampanye ini adalah untuk mencegahnya melakukan reformasi yang diperlukan di Shin Bet setelah kegagalan monumentalnya pada 7 Oktober 2023, ketika kemampuan intelijen badan tersebut dikritik secara luas.

Argaman, yang tidak berbicara bahasa Arab, menganggap dirinya sebagai seseorang yang memahami masyarakat Palestina dengan baik.

Pengetahuannya, katanya, berasal dari operasi keamanannya yang ekstensif di wilayah Palestina, khususnya selama Intifada Kedua.

Dia sangat terlibat dalam operasi militer Israel, yang dikenal di Israel sebagai 'Perisai Pertahanan', di Tepi Barat pada tahun 2002, yang menyaksikan penggerebekan dan pembunuhan yang meluas terhadap aktivis dan pejuang Palestina, termasuk anggota senior Gerakan Perlawanan Palestina Hamas.

Sumber-sumber keamanan Israel telah mengungkapkan Argaman bertanggung jawab untuk mengawasi operasi lapangan bagi unit-unit tempur dan upaya kontraintelijen.

Dia disebut-sebut sebagai dalang di balik sejumlah pembunuhan terarah terhadap para pemimpin Palestina, terutama dari Hamas, seperti Ahmed Jabari, komandan militer senior Hamas yang dibunuh Israel pada November 2012.

Pada bulan September, tepat sebelum perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel dirampungkan, Argaman menyerukan agar pertempuran di Gaza segera diakhiri, dengan menegaskan Israel tidak layak untuk berperang dalam waktu lama.

"Perang ini seharusnya sudah berakhir sejak lama," tegas dia, seraya menekankan, "Nyawa para sandera lebih penting daripada apa pun. Mereka harus dikembalikan, bahkan dengan harga yang sangat mahal yang akan kita bayarkan dalam kesepakatan ini."

Argaman juga mengkritik Netanyahu, dengan menyatakan perdana menteri tersebut lebih didorong keinginannya mempertahankan kekuasaan dan menjaga koalisinya daripada oleh perhatian yang tulus terhadap keamanan Israel.

Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid ikut mengecam pernyataan Netanyahu mengenai Shin Bet.

Dia berpendapat pernyataan Netanyahu merupakan penyimpangan total dari tindakan yang benar.

"Komentar Netanyahu berbahaya dan merusak lembaga yang menjamin keselamatan warga Israel," ujar Lapid, sambil menyerukan evaluasi ulang pendekatan perdana menteri terhadap keamanan nasional.

Pada hari Kamis, Netanyahu menuduh Kepala Shin Bet Ronen Bar mengatur kampanye untuk mencegahnya melaksanakan reformasi yang diperlukan pada lembaga tersebut setelah kegagalannya pada tanggal 7 Oktober.

Topik Menarik