BI Rate Turun, Langkah Strategis Dorong Ekonomi lewat Pendanaan
Rusiamengaku bahwa akan sangat bagus jika sanksi Barat terhadap negara itu dicabut pada suatu saat nanti. Namun, Moskow memastikan telah siap menghadapi situasi terburuk berkaitan dengan sanksi-sanksi ekonomi yang telah diterapkan Barat sejak serangan negara itu ke Ukraina tahun 2022 lalu.
"Jika Barat mencabut sanksi, itu akan sangat bagus, tetapi Rusia tetap siap menghadapi yang terburuk," tegas Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, seperti dilansir kantor Berita TASS, Sabtu (18/1/2025).
Hal itu ditegaskan Siluanov mengomentari pernyataan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, bahwa ketika konflik Ukraina berakhir, Barat akan "melempar sanksi terhadap Rusia ke luar jendela" dan kembali membangun hubungan normal dengan negara tersebut.
"Kita harus selalu bersiap menghadapi yang terburuk. Jika semua sanksi benar-benar dibuang 'ke luar jendela' - itu akan sangat bagus, tetapi kita siap menghadapi segala kemungkinan. Saya pikir ini penting dari sudut pandang perencanaan anggaran dan strategi anggaran," kata Siluanov.
Dia menambahkan bahwa semua rencana anggaran Rusia sejauh ini tetap tidak berubah. "Dunia kita, yang saat ini juga, boleh dikatakan, kita ingat, berawal dari kesadaran bahwa situasinya tidak akan mudah," tambahnya.
Menyusul deklarasi penuh invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari 2022, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan negara-negara Barat lainnya telah memberlakukan atau memperluas sanksi terhadapa Moskow secara signifikan.
Presidne AS Joe Biden di akhir pemerintahannya bahkan memberlakukan paket sanksi terluas sejauh ini yang menargetkan pendapatan minyak dan gas Rusia. Langkah itu diklaim dalam upaya memberi pengaruh kepada Kiev dan tim Presiden Trump untuk mencapai kesepakatan perdamaian di Ukraina.
Sebelumnya, saat masa kampanye pemilihan presiden, Trump menjanjikan bakal menyelesaikan perang Rusia-Ukraina di "hari pertama" dia menjabat sebagai kepala negara. Namun, janji optimistis tersebut dinilai tidak realistis.
Sejumlah penasihat Presiden terpilih Donald Trump seperti dilansir Reuters mengakui bahwa penyelesaian perang di Ukraina akan memakan waktu berbulan-bulan, bahkan lebih lama. Dua rekan Trump, yang telah membahas perang di Ukraina dengan presiden terpilih tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa janji penyelesaian konflik di hari pertama itu sebagai kombinasi dari kegaduhan kampanye dan kurangnya apresiasi terhadap bobot konflik tersebut.