AS Jual Senjata Senilai Rp129,7 Triliun ke Israel, Abaikan 45.000 Warga Gaza Tewas

AS Jual Senjata Senilai Rp129,7 Triliun ke Israel, Abaikan 45.000 Warga Gaza Tewas

Global | sindonews | Minggu, 5 Januari 2025 - 12:01
share

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memberi tahu Kongres tentang keputusannya untuk menjual senjata senilai USD8 miliar (lebih dari Rp129,7 triliun) ke Israel.Langkah tersebut mengabaikan kondisi Gaza, di manan lebih dari 45.000 orang telah tewas sejak perang brutal militer Zionis dimulai 7 Oktober 2023.

Keputusan pemerintah Biden itu diungkap dua pejabat Washington, dengan menambahkan bahwa Amerika tetap mendukung Israel di tengah perangnya melawan Hamas yang sudah lebih dari setahun.

Kesepakatan itu memerlukan persetujuan dari DPR dan komite Senat dan mencakup amunisi untuk jet tempur dan helikopter serang serta peluru artileri. Paket itu juga mencakup bom berdiameter kecil dan hulu ledak, menurut kedua sumber tersebut.

Seorang sumber yang mengetahui paket itu mengatakan Biden telah menjelaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela warganya “sesuai dengan hukum internasional dan hukum humaniter internasional”, dan bahwa AS akan terus menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk pertahanan Israel.

Beberapa pengiriman amunisi dapat disediakan melalui stok AS saat ini, sementara sebagian besar akan memakan waktu hingga beberapa tahun untuk dikirimkan, lanjut sumber tersebut.

Paket tersebut mencakup rudal udara-ke-udara AIM-120C-8 untuk mempertahankan diri dari pesawat nirawak dan ancaman udara lainnya, peluru artileri 155mm, rudal Hellfire AGM-114, dan bom serta sistem pemandu senilai USD6,75 miliar, imbuh salah satu pejabat AS.

Mengutip Reuters,Minggu (5/1/2025), Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan komentar.

Para pengunjuk rasa telah berbulan-bulan menuntut embargo senjata terhadap Israel, tetapi kebijakan AS sebagian besar tetap tidak berubah. Pada bulan Agustus, Amerika Serikat menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya senilai USD20 miliar ke Israel.

Pemerintahan Biden mengatakan bahwa mereka membantu sekutunya mempertahankan diri dari kelompok militan yang didukung Iran seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.

Menghadapi kritik internasional, Washington telah mendukung Israel selama serangannya di Gaza yang telah memaksa hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi, menyebabkan krisis kelaparan, dan menyebabkan tuduhan genosida yang dibantah Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 45.000 orang, dengan banyak tambahan yang dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.

Upaya diplomatik sejauh ini gagal untuk mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung selama 15 bulan di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan sekitar 250 orang disandera, menurut penghitungan Israel.

Washington, sekutu dan pemasok senjata terbesar Israel, sebelumnya juga telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Gaza.

Biden dari Partai Demokrat akan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari, ketika Presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump akan menggantikannya. Keduanya adalah pendukung kuat Israel.

Donald Trump, seorang pendukung Israel yang vokal, mengatakan selama kampanye presidensial AS bahwa jika terpilih, dia akan segera mengakhiri perang Gaza, meskipun dia tidak menjelaskan caranya.

Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sebanyak 70 persen dari mereka yang tewas dalam permusuhan di Gaza adalah wanita atau anak-anak, dan badan-badan bantuan telah menggambarkan kondisi mengerikan yang dihadapi warga sipil.

Pemerintahan Biden telah mendesak Israel untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan, tetapi setelah mengancam akan mengekang pengiriman senjata jika situasi bantuan tidak membaik, Israel menolak untuk melakukannya pada bulan November.

Serangan udara Israel baru-baru ini di Gaza telah menewaskan beberapa lusin orang, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Topik Menarik