Ratusan Ribu Orang Gelar Aksi Bela Palestina di Istanbul, Kecam Kekejaman Israel

Ratusan Ribu Orang Gelar Aksi Bela Palestina di Istanbul, Kecam Kekejaman Israel

Global | sindonews | Kamis, 2 Januari 2025 - 17:30
share

Pada pagi hari tanggal 1 Januari 2025, ratusan ribu warga Turki berkumpul di Istanbul untuk menyuarakan solidaritas mereka dengan Palestina dan mengutuk genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Unjuk rasa, yang diselenggarakan “National Will Platform,” koalisi yang terdiri dari lebih dari 308 organisasi masyarakat sipil Turki, dimulai setelah salat subuh di beberapa masjid terkemuka di seluruh kota.

Para pengunjuk rasa berbaris menuju Jembatan Galata yang ikonik di Istanbul, melambaikan bendera Turki dan Palestina serta meneriakkan slogan-slogan yang mendukung perlawanan Palestina.

Banyak yang membawa spanduk dengan pesan-pesan seperti, “Hentikan Genosida di Gaza,” “Dari Istanbul ke Al-Aqsa: Seribu Penghormatan untuk Perlawanan,” dan “Gaza: Tempat Anak-Anak Tidak Tumbuh Dewasa.”

Unjuk rasa tersebut merupakan pengulangan dari pertemuan massa tahun lalu, di mana jumlah yang sama berunjuk rasa pada hari pertama tahun 2024 dalam solidaritas dengan Gaza.

“Pasukan keamanan Turki menjaga ketat sekitar jembatan dan masjid untuk memastikan keselamatan para peserta,” ungkap laporan situs web TRT Arabic.

Seruan Keadilan

Protes tersebut terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang menghancurkan di Gaza, tempat serangan udara dan blokade Israel terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas telah melampaui 45.553 orang, dengan lebih dari 108.000 orang terluka dan 11.000 orang masih terkubur di bawah reruntuhan.

Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, yang menyoroti brutalnya genosida yang dilakukan rezim apartheid Israel.

Perang, yang dimulai setelah Hamas melancarkan "Operasi Banjir Al-Aqsa" terhadap pasukan Israel. Media Israel telah mengakui beberapa korban warga Israel adalah akibat tembakan tentara Israel sendiri selama konflik awal.

Namun, tanggapan dari Israel telah dikutuk secara luas sebagai tindakan yang tidak proporsional dan genosida.

Kecaman Global dan Tindakan Hukum

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Meskipun ada tindakan hukum ini, Israel terus melanjutkan operasinya di Gaza, yang telah menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi dan memperburuk kelaparan serta kekurangan kebutuhan pokok.

Protes di Istanbul mencerminkan meningkatnya rasa frustrasi internasional atas kurangnya akuntabilitas atas tindakan Israel.

Para demonstran berjanji terus menyuarakan pendapat mereka hingga dunia mengakui dan bertindak melawan apa yang mereka lihat sebagai bencana kemanusiaan dan moral yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza.

Topik Menarik